Top Header Ad

Tiap Orang Tua Punya ‘Anak Kesayangan’, Benarkah?

anak kesayangan orang tua
Tanpa bermaksud pilih kasih, orang tua biasanya punya anak kesayangan (pixabay)

Inibalikpapan.com – Sebuah studi baru membantah klaim orang tua bahwa mereka tidak punya anak kesayangan.

Memang, setiap orang tua yang punya anak lebih dari satu tidak akan ‘mengaku’ jika punya anak kesayangan.

Namun, benarkah demikian?

Menurut penulis penelitian, Alexander Jensen dan McKell Jorgensen-Wells, anak perempuan dan anak tertua dalam keluarga cenderung dapatkan kasih sayang lebih daripada anak laki-laki.

Mereka menulis bahwa hasil penelitian mereka mungkin berarti bahwa lebih mudah mengasuh anak perempuan .

Jorgensen-Wells dan Jensen juga mencatat bahwa anak-anak yang lebih menurut dan menyenangkan juga lebih mungkin dapat perhatian lebih dari orang tua mereka.

Terkait anak yang lebih tua, penelitian tersebut menemukan bahwa orang tua  mungkin juga cenderung memberi lebih banyak kebebasan dan otonomi.

Penelitian tersebut memperhitungkan urutan kelahiran, jenis kelamin, temperamen, dan kepribadian untuk memprediksi anak mana yang akan paling dapat perhatian lebih dari orang tua.

Para peneliti menganalisis data dalam 30 penelitian berbeda, yang melibatkan total lebih dari 19.000 peserta.

Orang tua ternyata memang memberikan perlakuan istimewa kepada salah satu anak tanpa menyadarinya.

Itulah sebabnya para peneliti berharap untuk membuat mereka sadar akan hal tersebut

“Ketika orang tua sadar, mereka dapat membuat penyesuaian kecil yang bermanfaat bagi semua anak,” kata Jensen dalam rilis berita untuk Science Daily.

Jadi, Apa Yang Harus Orang Tua Lakukan?

Menariknya, penelitian tersebut menemukan bahwa orang tua sadar bahwa mereka punya anak kesayangan. Tetapi anak-anak biasanya tidak.

“Perhatikan pola-pola itu dalam diri Anda. Perhatikan bagaimana anak-anak Anda bereaksi terhadap hal-hal yang dapat dianggap sebagai favoritisme,” lanjut Jensen.

Seringkali, anak tidak selalu secara sadar menyadari bias orang tua yang lebih condong ke satu anak saja.

Penelitian lain menunjukkan bahwa sikap orang tua yang seperti ini dapat menyebabkan kesehatan mental yang buruk serta perseteruan antara saudara kandung.

Namun, menurut peneliti ia tidak bermaksud menyudutkan orang tua, imbuh Jensen.

Tetapi sebaliknya penelitian ini dapat mengingatkan orang untuk menilai kembali dinamika keluarga. Dengan demikian, mereka memperlakukan anak-anak lebih adil.

Ia menyarankan untuk menghabiskan lebih banyak waktu berkualitas bersama dan memperhatikan kebutuhan masing-masing anak Anda.

“Bersabarlah dengan diri sendiri dan anak-anak Anda,” kata Jensen kepada Science Daily.

Seringkali, orang tua yang kesal dengan perilaku satu anak akan lebih ‘menyayangi’ yang lainnya.

Alangkah baiknya untuk tetap selalu bersikap sama, apapun perilaku anak karena karakter tiap anak pasti berbeda.

Tinggalkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.