Top Header Ad
Top Header Ad

13,49% Sarjana Menganggur, ITK Didorong Cetak Lulusan Siap Kerja

Pengangguran / Serikat Pekerja Nasional
Pengangguran / Serikat Pekerja Nasional

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Pendidikan tinggi Indonesia berada di persimpangan penting. Di tengah harapan mencetak SDM unggul, data menunjukkan fakta mencemaskan: 13,49% lulusan sarjana di Indonesia menganggur. Penyebab utamanya adalah kesenjangan keterampilan antara lulusan dan kebutuhan riil dunia kerja.

Menanggapi tantangan tersebut, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan menegaskan, Institut Teknologi Kalimantan (ITK), harus mencetak lulusan siap pakai, bukan sekadar bergelar.

“Kehadiran ITK di Kalimantan Timur bukan sekadar institusi pendidikan, tetapi harus menjadi tuan rumah pengembangan SDM dan industri di daerah,” tegas Wamen Fauzan saat meresmikan Gedung Laboratorium Terpadu II ITK.

Menurnya, Gedung Laboratorium Terpadu II dirancang bukan hanya sebagai sarana praktikum dan pembelajaran, melainkan sebagai pusat riset kolaboratif antara kampus, industri, dan masyarakat.

Langkah ini sejalan dengan dorongan Kemdiktisaintek agar pendidikan tinggi tak lagi terjebak pada teori, tetapi mampu menghadirkan solusi nyata bagi tantangan dunia kerja dan pembangunan daerah.

Rektor ITK, Agus Rubiyanto, menegaskan pentingnya pembangunan laboratorium ini sebagai simbol kemajuan kampus dalam mendukung transformasi industri berbasis sains dan teknologi.

“Ini bukan hanya gedung fisik, tetapi simbol komitmen ITK terhadap inovasi berbasis industri dan kemandirian teknologi,” ujar Agus.

BACA JUGA :

Stop Lulusan Generik, Siapkan SDM Spesifik dan Tangguh

Wamen Fauzan menggarisbawahi bahwa salah satu tantangan utama pendidikan tinggi saat ini adalah masih dominannya lulusan dengan kompetensi generik, yang sulit terserap di pasar kerja yang semakin selektif dan spesifik.

“Mari kita dukung inisiatif yang meningkatkan keterampilan dan kompetensi mahasiswa secara konkret. Mahasiswa harus disiapkan menghadapi disrupsi dan perubahan di dunia kerja, bukan hanya diberi ijazah,” seru Fauzan.

Program Diktisaintek Berdampak menjadi kerangka besar Kementerian dalam mendorong kolaborasi aktif antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, dan masyarakat. Visi besarnya: membangun ekosistem pendidikan tinggi berbasis outcome, bukan sekadar input.

Dengan semangat tersebut, Gedung Laboratorium Terpadu II di ITK diharapkan menjadi model implementasi pendidikan tinggi berbasis solusi, yang tidak hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga pencipta inovasi dan pelaku perubahan. / Kemendiktisaintek

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses