Balikpapan Masih Kekurangan Guru, DPRD Dorong Skema Kontrak Kerja Individu

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Gasali, menegaskan bahwa kebutuhan tenaga pengajar di kota ini masih sangat besar. Kekurangan guru di tingkat SD dan SMP diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah sekolah baru.

“Dari 139 SD yang ada, tahun depan akan bertambah satu unit di Manggar Timur. Begitu juga SMP, tahun depan akan bertambah lagi satu di wilayah Salmi Center. Artinya, kebutuhan guru juga semakin mendesak,” ujar Gasali, Senin (15/9/2025).

Namun, pemerintah daerah dihadapkan pada aturan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang melarang penambahan tenaga kontrak yang dibiayai APBD. Untuk mengatasi hal itu, Gasali menyebut ada kebijakan alternatif berupa Kontrak Kerja Individu (KKI) khusus bagi tenaga pendidik, sebagaimana sudah dijalankan di DKI Jakarta.

“Di Balikpapan, Dinas Pendidikan sudah berkoordinasi dengan DKI untuk mempelajari sistem ini. Insya Allah akan diterapkan di sini. Jadi tenaga pengajar masih bisa direkrut melalui kontrak kerja individu dengan pembiayaan dari APBD,” jelasnya.

Selain KKI, ada juga wacana perekrutan P3K paruh waktu yang bisa menjadi tambahan solusi untuk memenuhi kebutuhan guru. “Yang pasti, Kota Balikpapan sangat membutuhkan tenaga pengajar. Apakah itu melalui KKI, P3K, atau paruh waktu, semuanya adalah opsi yang sedang diupayakan,” katanya.

Gasali menambahkan, Pemkot Balikpapan telah menyiapkan anggaran untuk skema ini pada tahun 2026. Namun detail teknis, termasuk jumlah kebutuhan guru yang akan direkrut, masih menunggu data resmi dari Dinas Pendidikan.

“Kami di DPRD mendorong agar kebijakan ini segera dijalankan. Pemerintah tidak bisa tinggal diam, karena kalau kekurangan guru dibiarkan, yang dirugikan tentu anak-anak kita. Maka kami mendorong Dinas Pendidikan segera mematangkan mekanismenya,” tegas Gasali.

Selain kebutuhan guru, ia juga menyinggung adanya kekurangan tenaga kesehatan. Namun, untuk saat ini fokus pembahasan masih lebih banyak pada sektor pendidikan.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses