HTS Kuasai Damaskus, Rezim Assad Runtuh

DAMASKUS,  inibalikpapan.com  — Pemberontak Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil duduki Damaskus seiring runtuhnya rezim Assad sebagai pemerintah Suriah yang sah pada Minggu (8/12/2024).

Massa turun ke jalan untuk merayakan berakhirnya 50 tahun kekuasaan otoriter keluarga Assad.

Televisi pemerintah Suriah menayangkan pernyataan video oleh sekelompok pria yang mengatakan bahwa Presiden Bashar Assad telah mereka gulingkan dan semua tahanan di penjara telah dibebaskan.

Pernyataan tersebut muncul beberapa jam setelah kepala pemantau perang oposisi Suriah mengatakan Assad telah meninggalkan negara itu ke lokasi yang ia rahasiakan.

Ia melarikan diri mendahului pemberontak yang klaim telah memasuki Damaskus setelah kuasai berbagai kota di Suriah dengan sangat cepat.

Banyak penduduk ibu kota tidak percaya dengan kecepatan Assad kehilangan kendali atas negara itu setelah hampir 14 tahun perang saudara.

Saat fajar menyingsing di Damaskus, massa berkumpul untuk berdoa di masjid-masjid kota dan merayakan kemenangan di alun-alun, meneriakkan “Tuhan itu Maha Besar.”

Orang-orang juga meneriakkan slogan-slogan anti-Assad dan membunyikan klakson mobil.

Di jalan-jalan, remaja laki-laki mengambil senjata yang tampaknya telah dibuang oleh pasukan keamanan dan menembakkannya ke udara.

Polisi dan Tentara Pemerintah Melarikan Diri, Penjarahan Besar-Besaran Tak Terhindarkan

Tentara dan polisi meninggalkan pos mereka dan melarikan diri dimana para penjarah menerobos masuk ke markas besar Kementerian Pertahanan.

Video-video dari Damaskus memperlihatkan warga berkeliaran di istana presiden. Sebagian warga jarah barang-barang seperti tumpukan piring dan barang-barang rumah tangga lainnya.

“Saya tidak tidur tadi malam, dan saya tidak mau tidur sampai saya mendengar berita tentang kejatuhannya,” kata Mohammed Amer Al-Oulabi, 44 tahun, yang bekerja di sektor kelistrikan. “Dari Idlib ke Damaskus, mereka (pasukan oposisi) hanya butuh beberapa hari, syukurlah. Semoga Tuhan memberkati mereka, singa-singa heroik yang membuat kita bangga.”

Sementara itu, organisasi-organisasi yang sebelumnya dekat dengan pemerintahan Assad berusaha menjauhkan diri darinya.

Surat kabar al-Watan Suriah, yang secara historis pro-pemerintah, menulis:

“Kami menghadapi lembaran baru bagi Suriah dan bersyukur kepada Tuhan karena tidak menumpahkan lebih banyak darah.”

Surat kabar itu menambahkan bahwa pekerja media tidak dapat dipersalahkan karena menerbitkan pernyataan pemerintah di masa lalu.

“Kami hanya melaksanakan instruksi dan menerbitkan berita yang mereka kirimkan kepada kami,” katanya. “Sekarang dengan cepat menjadi jelas bahwa itu salah.”

Sebuah pernyataan dari sekte Alawite, tempat Assad berasal dan yang telah menjadi inti basisnya, menyerukan kepada kaum muda Suriah untuk tenang, rasional dan bijaksana dan tidak terseret ke dalam apa yang menghancurkan persatuan negara kita.”

“Kami dulu dan sekarang adalah pendukung perdamaian dan pendukung persatuan,” katanya.

Pemerintah Siap Transisi Ke Oposisi

Perdana Menteri Suriah Mohammed Ghazi Jalali katakan dalam sebuah pernyataan video bahwa pemerintah siap serah terima kepada oposisi dan menyerahkan fungsinya kepada pemerintah transisi.

Ia kemudian mengatakan kepada jaringan televisi Saudi Al-Arabiyya bahwa ia tidak tahu di mana Assad dan menteri pertahanan berada.

Ia mengatakan ia kehilangan komunikasi dengan Assad, Sabtu (7/12/2024) malam.

Televisi pemerintah di Iran, pendukung utama Assad selama bertahun-tahun perang di Suriah, melaporkan bahwa Assad telah meninggalkan ibu kota.

Ia mengutip jaringan berita Al Jazeera Qatar untuk informasi tersebut dan tidak menjelaskan lebih lanjut.

Pemberontak telah merebut kota Aleppo dan Hama, serta sebagian besar wilayah selatan, dalam serangan cepat yang dimulai pada 27 November.