BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — DPRD Kota Balikpapan melalui Bapemperda mengingatkan terkait pembangunan yang menggunakan sistem tahun jamaak atau multiyers agar anggarannya diprioritaskan setiap tahun.
Wakil Ketua Bapemperda DPRD Balikpapan, Syukri Wahid mengatakan pada 2022 mendatang ada total anggaran Rp 402 miliar yang akan masuk dalam skema multiyers, yakni untuk pengerjaan Daerah aliran sungai (DAS) Ampal, dua bangunan SMP di Balikpapan Barat dan Balikpapan Selatan, dan pembangunan rumah sakit di Balikpapan Barat.
“Program multiyers ini diselesaikan sampai 2023. Pertama DAS ampal dari Rp 170 miliar jadi Rp 150 miliar, kemudian rumah sakit umum daerah tipe C di Balikpapan Barat dengan anggaran Rp 162 miliar, dan Rp 91 miliar untuk dua gedung SMP di Balikpapan Barat dan Balikpapan Selatan,” ungkap Syukri Wahid kepada awak media, Selasa (31/8/2021).
Dikatakan Syukri, skema multiyers yakni bagaimana cara membayar suatu kegiatan yang tidak bisa dibayar dalam setahun, karena dalam skema multiyers uang harus tersedia setiap tahun, artinya sebelum membagi APBD itu menyiapkan belanja pegawai Rp 780 miliar, pendidikan 20 persen dari APBD, kesehatan 5 persen, kecamatan 1 persen dari APBD yang merupakan belanja wajib dialokasikan.
“Tidak boleh membelanjakan yang lain, apalagi membagikan ke OPD, sebelum belanja pegawai yang digunakan untuk gaji ASN, dan program multiyers disiapkan anggarannya terlebih dahulu sampai nanti tuntas dikerjakan,” terangnya.
Syukri menambahkan untuk target APBD 2022 Kota Balikpapan sebesar Rp 2,2 triliun dengan target dari PAD Rp 850 miliar, hanya saja komposisinya yang masih belum jelas. Politisi PKS ini mencontohkan PAD itu komponennya ada 3 yakni pajak dan retribusi daerah yang dipisahkan dan pendapatan yang disahkan.
“Untuk Pajak daerah itu targetnya sekitar Rp 650 miliar sisanya ke retribusinya, bayangkan tahun depan target pajak tinggi bagaimana kita cari akal untuk mendongkrak pendapatan, boleh jadi memaksimalkan piutang pajak yang ada Rp 180 miliar, itu potensi uang yang akan dipungut dan kita akan fokus kesana,” jelasnya.
“Kalau 11 jenis pajak kita tahu kondisi pandemi, sehingga tidak bisa banyak kontribusi jika tahun depan kondisinya masih pandemi dan banyak pembatasan-pembatasan,” tutupnya.