Pj Presiden Korea Utara Perintahkan Tindakan Tegas Guru Tikam Murid Usia 8 Tahun

Seoul, inibalikpapan.com – Penjabat (Pj) Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok perintahkan penyelidikan serta tindakan tegas atas kasus guru tikam murid usia 8 tahun yang gegerkan negara tersebut.
Ia katakan hal ini pada Selasa (11/2/2025) dimana ia mendesak pihak berwenang menerapkan tindakan yang pantas untuk memastikan insiden seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi.
“Saya sedih melihat insiden seperti itu karena sekolah seharusnya menjadi tempat teraman bagi kita,” kata penjabat presiden Choi. “Saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban yang mengalami guncangan dan penderitaan yang hebat.”
Guru perempuan tersebut, berusia 40-an tahun, mengaku telah menikam siswa itu di pusat kota Daejeon, kata polisi.
Kepolisian temukan gadis tersebut dengan luka tikam di lantai dua gedung sekolah pada pukul 15:00 WIB Senin 10 Februari 2025 dimana ia dinyatakan meninggal.
Sedangkan guru tersebut berada di sampingnya dengan luka tusuk yang polisi duga ia lakukan sendiri.
Beberapa penduduk setempat meletakkan bunga dan boneka di gerbang sekolah, yang ditutup pada hari Selasa.
Dalam pengarahan polisi pada hari Selasa, Yook Jong-myung, kepala Kantor Polisi Dajeon Barat mengatakan guru tersebut saat ini sedang dalam pemulihan di rumah sakit.
Ia tambahkan bahwa ia memiliki luka di lehernya yang telah dapatkan perawatan jahitan.
Kantor pendidikan Daejeon sebelumnya mengatakan bahwa guru tersebut telah meminta cuti enam bulan dengan alasan depresi pada tanggal 9 Desember.
Tetapi telah kembali ke sekolah hanya 20 hari kemudian setelah seorang dokter menilai bahwa ia layak untuk bekerja.
Selama waktu istirahatnya, ia memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup, kata Yook, mengutip sebuah kesaksian yang diberikan guru tersebut kepada polisi.
Beberapa hari sebelum penusukan, guru tersebut telah menunjukkan perilaku kekerasan, termasuk mencekik kepala guru lain, kata kantor pendidikan.
Dua petugas dari kantor pendidikan mengunjungi sekolah tersebut saat terjadi pertengkaran tersebut.
Setelah serangan terhadap rekan kerja tersebut, dinas pendidikan merekomendasikan agar guru tersebut ditempatkan terpisah dari guru lainnya.
Dia juga tidak mengajar di kelas mana pun sejak cuti pada bulan Desember, dan tidak melakukan kontak apa pun dengan siswa berusia delapan tahun itu, kata pejabat itu.
Menurut kesaksian yang guru tersebut itu kepada polisi, dia telah membeli senjata pada hari penyerangan dan membawanya ke sekolah. Ia menambahkan bahwa dia telah berencana untuk bunuh diri bersama seorang anak.
Kesaksian itu selanjutnya mengatakan bahwa guru itu tidak peduli anak mana yang akan ia serang.
Ia hanya targetkan anak terakhir yang meninggalkan kelas dimana dia berhasil membawa anak itu ke ruang tertentu sebelum menyerangnya.
Siswa itu dilaporkan hilang pada Senin malam setelah informasi dari sopir bus yang memberi tahu sekolah bahwa ia tidak dijemput.
Korea Selatan adalah negara yang secara umum aman dengan undang-undang pengendalian senjata yang ketat.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, Korea Selatan telah bergulat dengan beberapa kejahatan besar, termasuk kasus guru tikam murid yang pertama kalinya terjadi.
BACA JUGA