Konflik Manusia-Satwa Menguat, BKSDA Kaltim Selamatkan Puluhan Orangutan di Awal 2025

SAMARINDA, inibalikpapan.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur menyatakan sebanyak 28 individu orangutan telah mereka selamatkan sepanjang Januari hingga Maret 2025.
Dari jumlah itu, 24 orangutan mereka pindahkan ke lokasi yang lebih aman (translokasi). Sementara empat lainnya menjalani proses rehabilitasi.
Kepala BKSDA Kaltim, Ari Wibawanto, mengatakan penyelamatan mereka lakukan di sejumlah lokasi yang tingkat interaksi negatifnya tinggi. Terutama antara manusia dan satwa. Area itu termasuk kawasan Taman Nasional, Hutan Lindung Gunung Batu Masangan. Serta wilayah PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (PT RHOI), yang juga merupakan area pelepasliaran.
“Secara administratif, kasus terbanyak terjadi di wilayah Kalu Pagang, Kabupaten Kutai Timur,” ujar Ari.
Interaksi negatif ini, jelas Ari, kebanyakan terjadi di wilayah pembangunan dan konsesi lahan. Seperti kawasan perkebunan, kehutanan, dan pemukiman—bukan di hutan-hutan yang masih alami.
Guna memperkuat keterlibatan para pemangku kepentingan, BKSDA kini tengah membentuk Forum Konservasi Orangutan di Kutai Timur. Forum ini hasil gagasan bersama Dinas Kehutanan Kalimantan Timur dan akademisi Universitas Mulawarman. Serta akan melibatkan pemegang izin usaha kehutanan yang beroperasi di sekitar hutan.
Saat ini, lima lembaga konservasi aktif beroperasi membantu pelestarian satwa dan keanekaragaman hayati di Kaltim. Termasuk di antaranya satu pusat penyelamatan satwa milik Yayasan Jaringan Aksi Konservasi (Jawa Tengah), satu suaka orangutan di Perakutan Jangandewasa Agri Sebul milik Yayasan Asahi, dan tiga pusat rehabilitasi orangutan dari berbagai yayasan konservasi.
“Keberhasilan pelestarian sangat bergantung pada kerja sama lintas pihak,” tutup Ari.***
BACA JUGA