Pemimpin Sementara Suriah Akui Krisis Keuangan
DAMASKUS, inibalikpapan.com – Perdana menteri atau pemimpin sementara Suriah Mohamed al-Bashir akui kesulitan membawa kembali jutaan pengungsi Suriah serta melindungi semua warga karena negara itu kekurangan mata uang asing.
“Di brankas hanya ada pound Suriah yang nilainya sedikit atau tidak sama sekali. Satu dolar AS dapat membeli 35.000 koin kami,” katanya kepada surat kabar Italia Il Corriere della Sera.
“Kami tidak memiliki mata uang asing dan untuk pinjaman dan obligasi. Kami masih mengumpulkan data. Jadi ya, secara finansial kami sangat buruk.”
Bashir memimpin Pemerintahan Keselamatan (Salvation Government) bentukan pemberontak di wilayah kecil di Suriah barat laut setelah menggulingkan Presiden Bashar al-Assad yang sudah lama berkuasa.
Dalam pidato singkat di televisi pemerintah pada hari Selasa, Bashir mengatakan bahwa ia akan memimpin pemerintahan sementara hingga tanggal 1 Maret.
Di belakangnya terdapat dua bendera. Yang satu bendera hijau, hitam, dan putih yang dikibarkan oleh para penentang Assad selama perang saudara. Satunya adalah bendera putih Tauhid dalam tulisan hitam, yang biasanya dikibarkan di Suriah oleh para pejuang Islam Sunni.
Pembangunan kembali Suriah akan menjadi tugas yang sangat besar bagi pemimpin sementara Suriah setelah perang saudara yang menewaskan ratusan ribu orang.
Sikap AS Terkait Transisi Pemimpin Sementara Suriah
Pejabat AS mendesak mereka untuk tidak secara otomatis mengambil alih kepemimpinan negara tersebut.
Namun perlu menjalankan proses inklusif untuk membentuk pemerintahan transisi.
Pemerintah baru harus menegakkan komitmen yang jelas untuk sepenuhnya menghormati hak-hak minoritas, memfasilitasi aliran bantuan kemanusiaan kepada semua yang membutuhkan, mencegah Suriah jadi basis terorisme atau menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangganya,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pernyataannya, seperti dikutip dari Reuters.
Wakil Penasihat Keamanan Nasional A.S. Jon Finer mengatakan bahwa Washington masih mencari cara untuk menghadapi kelompok pemberontak.
Finer mengatakan sekitar 900 tentara A.S. yang sedang menjalankan misi kontra-terorisme di Suriah timur laut akan tinggal di sana.
Jenderal tertinggi A.S. yang bertanggung jawab atas Timur Tengah mengunjungi mereka pada Selasa, 10 Desember 2024.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller menolak katakan apakah Washington akan mengubah penetapan HTS sebagai organisasi teroris asing, karena Washington bakal anti membantunya.
“Selama bertahun-tahun, kami telah melihat sejumlah kelompok militan yang telah merebut kekuasaan, yang telah berjanji bahwa mereka akan menghormati kaum minoritas. Mereka juga berjanji menghormati kebebasan beragama sekaligus memerintah secara inklusif. Tetapi akhirnya mereka gagal memenuhi janji-janji tersebut,” katanya.
Miller mengatakan Amerika Serikat telah meminta HTS untuk membantu menemukan dan membebaskan jurnalis Amerika Austin Tice.
Ia jadi korban penculikan di Suriah pada tahun 2012 dimana temuan ini akan jadi prioritas bagi Washington.
Asa Warga Suriah Yang Kembali Pulang
Banyak kota jadi korban bom hingga hancur, sebagian besar pedesaan kehilangan penduduknya, dan ekonomi hancur karena sanksi internasional.
Jutaan pengungsi masih tinggal di kamp-kamp setelah salah satu pengungsian terbesar di zaman modern.
Saat negara-negara Eropa menghentikan sementara permohonan suaka dari warga Suriah, beberapa pengungsi dari Turki dan tempat lain mulai pulang.
Salah satunya adalah Ala Jabeer. Ia menangis saat bersiap untuk menyeberang dari Turki ke Suriah bersama putrinya yang berusia 10 tahun.
13 tahun setelah perang memaksanya untuk meninggalkan rumahnya. Ia kembali tanpa istri dan tiga anaknya yang meninggal dalam gempa bumi dahsyat yang melanda wilayah tersebut tahun lalu.
“Insya Allah, keadaan akan lebih baik daripada di bawah pemerintahan Assad. Kita telah melihat bahwa penindasannya telah berakhir,” katanya.
“Alasan terpenting bagi saya untuk kembali adalah karena ibu saya tinggal di Latakia. Ia dapat mengurus putri saya, jadi saya dapat bekerja,” kata Jabeer.
Di ibu kota Damaskus, bank-bank buka kembali untuk pertama kalinya sejak Assad digulingkan pada hari Selasa.
Toko-toko juga kembali buka dan lalu lintas juga normal. Petugas kebersihan sudah mulai sapu jalanan sementara sudah jarang terlihat jumlah pria bersenjata.
BACA JUGA