Top Header Ad

Pulihkan Hubungan, Diplomat Rusia dan AS Bertemu di Turki

Diplomat Rusia AS Turki
Menlu Rusia Sergey Lavrov saat sampaikan rencana pertemuan diplomat AS dan Rusia di Turki (Tangkapan layar YouTube AP)

ISTANBUL, inibalikpapan.com – Para diplomat Rusia dan AS bertemu di Turki pada Kamis (27/2/2025) untuk mengadakan pembicaraan guna tuntaskan perselisihan mengenai pekerjaan kedutaan besar masing-masing di Washington dan Moskow.

Pertemuan ini ujian pertama kemampuan mereka untuk memulihkan hubungan yang lebih efektif untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Diplomat Rusia tiba dengan mobil van Mercedes hitam untuk memulai pertemuan di kediaman resmi konsul jenderal AS di Istanbul.

Televisi pemerintah Rusia mengatakan pembicaraan itu diperkirakan berlangsung lima hingga enam jam.

Delegasi Amerika Serikat di Istanbul dipimpin oleh Wakil Asisten Menteri Luar Negeri Sonata Coulter, dan tim Rusia oleh Alexander Darchiyev, kepala departemen Amerika Utara kementerian luar negeri.

Darchiyev dipandang sebagai kandidat terdepan untuk menjadi duta besar Rusia berikutnya untuk AS, sebuah jabatan yang saat ini kosong.

Kremlin tahun lalu menggambarkan hubungan sebagai di bawah nol di bawah pemerintahan Joe Biden, yang mendukung Ukraina dengan bantuan dan senjata dan menjatuhkan gelombang sanksi terhadap Rusia untuk menghukumnya atas invasi tahun 2022.

Tetapi penggantinya, Presiden Donald Trump, telah mengubah kebijakan itu dan bergerak cepat sejak menjabat bulan lalu untuk membuka pembicaraan dengan Moskow.

Ia berjanji untuk memenuhi janjinya yang berulang untuk segera mengakhiri perang.

Pembicaraan di Istanbul menyusul panggilan telepon antara Trump dan Presiden Vladimir Putin pada 12 Februari, dan pertemuan diplomatik tingkat tinggi di Arab Saudi enam hari kemudian.

Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa khawatir bahwa pemulihan hubungan cepat Trump dengan Moskow dapat menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri perang yang mengesampingkan keberadaan Eropa.

Trump mengatakan ia ingin mengakhiri pertumpahan darah dengan gencatan senjata awal.

Minggu ini Putin meredakan ekspektasi akan tercapainya kesepakatan cepat. Presiden Rusia itu katakan membangun kembali kepercayaan antara Rusia dan Amerika Serikat sebelum apa pun dapat dicapai sangat penting.

Kedua negara telah usir diplomat masing-masing dan membatasi pengangkatan staf baru di misi masing-masing dalam serangkaian tindakan balasan selama dekade terakhir. Hal tersebut mengakibatkan kedutaan mereka kekurangan staf.

Tak Ada Pembahasan Tentang Ukraina

Amerika Serikat Departemen Luar Negeri mengatakan pembicaraan hari Kamis akan mencakup isu-isu seperti tingkat staf, visa dan perbankan diplomatik.

“Yang jelas, tidak ada isu politik atau keamanan dalam agenda. Ukraina tidak ada dalam agenda,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri pada malam menjelang pertemuan tersebut.

“Konstruksi pembicaraan ini akan segera terlihat; masalah akan terselesaikan atau tidak. Kita akan segera tahu apakah Rusia benar-benar bersedia terlibat dengan itikad baik.”

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan hasil pertemuan itu akan menunjukkan seberapa cepat dan efektif Rusia dapat bertindak.

Ia mengakui bahwa Rusia telah menciptakan kondisi yang tidak nyaman bagi para diplomat AS di Moskow, yang menurutnya merupakan tindakan balasan atas perlakuan Washington terhadap rekan-rekan mereka dari Rusia.

Pembicaraan tersebut, meskipun fokusnya sempit, merupakan langkah awal dalam suatu proses yang dapat memiliki implikasi mendalam bagi seluruh hubungan Rusia-AS.

Hubungan tersebut adalah di bidang seperti pelucutan senjata nuklir dan kerja sama ekonomi. Kedua belah pihak mengatakan mereka melihat potensi usaha bisnis yang menguntungkan.

Putin mengatakan minggu ini bahwa Moskow siap mengundang AS adakan proyek bersama guna memanfaatkan deposit tanah kosong di Rusia dan di wilayah Ukraina yang ia klaim sebagai wilayahnya.

Tinggalkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.