Thailand Pulangkan Ratusan Korban Perdagangan Orang dari Myanmar

BANGKOK, inibalikpapan.com – Thailand pulangkan 260 korban perdagangan orang, lebih dari setengahnya warga negara Etiopia, dari Myanmar, kata tentara setempat pada Kamis (13/2/2025).
Pemulangan besar-besaran itu berlangsung di tengah meningkatnya tindakan keras terhadap pusat-pusat penipuan yang beroperasi di sepanjang perbatasan yang rawan.
Geng-geng kriminal di Myanmar terlibat dalam perdagangan ratusan ribu orang.
Mereka bekerja dalam perusahaan berbasis daring secara ilegal yang menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya di seluruh Asia Tenggara, terutama di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Setelah menyaring kelompok tersebut dan memverifikasi kewarganegaraan mereka, ditemukan bahwa ada 20 kewarganegaraan,” kata tentara Thailand dalam sebuah pernyataan, dengan 138 di antaranya warga negara Etiopia.
Meskipun operasi ilegal ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, otoritas Thailand memperbarui upaya bulan lalu.
Hal ini terjadi setelah aktor asal China Wang Xing diculik di Thailand, diiming-imingi dengan janji pekerjaan akting.
Dia kemudian dibebaskan oleh polisi Thailand yang menemukannya di Myanmar.
Pada hari Rabu, sekelompok besar korban perdagangan orang yang dipulangkan dari daerah Myawaddy di Myanmar terlihat menyeberangi Sungai Moei ke Thailand.
Mereka diarahkan ke kendaraan militer Thailand di tengah-tengah perhatian para tentara.
Tentara Buddha Karen Demokratik, kelompok pemberontak Myanmar yang bermarkas di sepanjang perbatasan Thailand, mengatakan telah menemukan sekitar 260 orang dari bisnis ilegal yang mereka tak sebut namanya.
Personelnya mencari pekerja paksa di daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya.
“Kami tidak tahu bagaimana mereka bisa sampai di sini,” kata kepala staf kelompok itu Mayor Saw San Aung kepada Reuters. “Kami terus mencari pekerja paksa, dan kami akan memulangkan mereka.”
Awal bulan ini, Thailand memutus pasokan listrik, bahan bakar, dan internet ke beberapa bagian Myanmar dima kompleks ilegal itu beroperasi dan pekerjakan korban perdagangan orang.
Hal ini mencerminkan meningkatnya keresahan di Bangkok atas dampak pusat penipuan terhadap sektor pariwisata yang vital.
BACA JUGA