PM Singapura Gelontorkan Bantuan Biaya Hidup Untuk Tiap Warga Sebesar Rp7 Juta

SINGAPURA, inibalikpapan.com – Perdana Menteri (PM) Singapura Lawrence Wong akan berikan dukungan luas bagi pekerja dan bisnis, serta bantuan biaya hidup.
Hal ini terkait dengan potensi meningkatnya ketegangan global dan menjelang pemilihan umum tahun ini.
Wong, yang juga menjabat sebagai menteri keuangan, mengumumkan pemberian kupon senilai SGD 1,06 miliar bagi rumah tangga untuk mengimbangi biaya bahan makanan dan makanan dan dan kupon “SG60” senilai SGD 2,02 miliar.
Hal ini untuk menandai ulang tahun ke-60 Singapura, dimana tiap warga negara menerima minimal SGD 600 atau Rp7.000.000 untuk bahan makanan dan kebutuhan pokok.
Ekonom Maybank Chua Hak Bin menyebutnya anggaran pemilu yang lengkap dengan kupon, potongan pajak, dan pemberian uang tunai.
Ekonom OCBC Selena Ling mengatakan bahwa bantuan tersebut mencakup semua segmen warga Singapura mulai dari bayi hingga manula.
Bantuan ini adalah anggaran pertama bagi Wong sebagai perdana menteri setelah menduduki jabatan tertinggi tahun lalu.
Anggaran tersebut keluar menjelang pemilihan umum yang harus diselenggarakan pada bulan November dan pengamat melihat sebagai barometer popularitasnya.
Partai Aksi Rakyat yang mendukungnya hampir pasti akan mendominasi dan memenangkan kursi terbanyak, seperti yang telah terjadi dalam setiap pemungutan suara sejak kemerdekaan pada tahun 1965.
Meskipun akan ada pengawasan ketat pangsa suara rakyatnya setelah salah satu penampilan elektoral terburuknya dalam kontes terakhir pada tahun 2020.
Bayi yang lahir tahun ini akan menerima hadiah khusus “SG60”, dan pemerintah berencana untuk membangun lebih banyak perumahan umum baru. Ia juga mengumumkan potongan pajak penghasilan pribadi.
Selain bantuan, PM Singapura berikan potongan pajak perusahaan dan menjanjikan program jangka panjang yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pekerja.
Selain itu tindakannya ini mempromosikan ekuitas Singapura dan sektor semikonduktor, serta melindungi negara kepulauan tersebut dari perubahan iklim.
Wong menginvestasikan SGD 1 miliar ke sektor semikonduktor dan bioteknologi termasuk membangun fasilitas fabrikasi, dan menyuntikkan SGD $10 miliar ke dalam dana untuk membiayai perlindungan pesisir dan banjir serta inisiatif energi bersih.
Singapura menyumbang sekitar 11 persen dari pasar semikonduktor global, dengan 20 persen dari peralatan semikonduktor global diproduksi di negara tersebut.
“Anggaran ini akan membantu mengurangi dampak kenaikan biaya. Tetapi dalam jangka panjang, cara terbaik untuk menyesuaikan diri dengan harga yang lebih tinggi adalah dengan menumbuhkan ekonomi dan meningkatkan produktivitas,” kata Wong.
Risiko Negatif
Anggaran tersebut membuat pemerintah memiliki surplus yang diproyeksikan sebesar S$6,81 miliar atau 0,9 persen dari PDB.
Chua dari Maybank mengatakan bahwa hal itu memberi pemerintah dana yang dapat mereka manfaatkan “jika ekonomi mengalami kemunduran di dunia yang lebih tidak pasti”.
Wong memperingatkan bahwa ekonomi Singapura akan terdampak oleh ketegangan global.
Pasalnya AS dan China mengintensifkan pertempuran mereka untuk supremasi global dan siap untuk mengambil tindakan yang lebih tegas untuk memajukan kepentingan mereka.
“Kita dapat memperkirakan meningkatnya upaya penahanan dan penanggulangan penahanan dengan efek berantai yang pasti akan menarik negara lain, termasuk Singapura,” kata Wong. “Semua tekanan ini akan membentuk kembali ekonomi global dan meredam prospek pertumbuhan global. Sebagai ekonomi kecil dan terbuka, kita akan merasakan dampaknya.”
PDB Singapura meningkat menjadi 4,4 persen pada tahun 2024 dari 1,8 persen yang direvisi pada tahun 2023.
Tetapi Kementerian Perdagangan memperkirakan pertumbuhan pada tahun 2025 akan menurun menjadi 1,0 persen hingga 3,0 persen seperti yang Wong tegaskan.
Meskipun inflasi menurun ke level terendah dalam tiga tahun pada bulan Desember, populasi sekitar 6 juta orang masih menghadapi biaya yang lebih tinggi.
Pasalnya pajak konsumsi naik dua poin persentase pada tahun 2023 dan 2024.
BACA JUGA