Ratusan Siswa di Bogor Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis, BGN Akui Kesalahan di Bahan Baku dan Proses Masak

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Sebanyak 210 siswa dari delapan sekolah di Kota Bogor dilaporkan mengalami dugaan keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, membenarkan insiden tersebut dan menyebutkan penyebab awal diduga berasal dari bahan baku dan proses pengolahan makanan di salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Sudah karena kita melakukan koordinasi setiap saat,” kata Dadan dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.
Ia menambahkan, pihaknya telah menerima laporan resmi dari Dinas Kesehatan Kota Bogor yang mencatat akumulasi kasus dari 7 hingga 9 Mei 2025 mencapai 210 siswa.
Satu SPPG Diduga Jadi Sumber Keracunan
Kasus ini mengarah pada satu SPPG yang berperan sebagai penyuplai makanan ke sekolah-sekolah penerima MBG. Dadan menyebut SPPG tersebut merupakan percontohan kantin sekolah yang telah ditunjuk sebagai penyedia menu bergizi.
“Bahan baku dan prosesing (pengolahan) menjadi faktor dugaan utama,” ujar Dadan.
BACA JUGA :
7 Protokol Pengetatan Distribusi Makanan
Merespons insiden ini, BGN bergerak cepat dengan menerapkan tujuh langkah korektif sebagai upaya pencegahan agar kasus serupa tidak terulang. Tujuh langkah tersebut meliputi:
- Pemilihan bahan baku lebih selektif
- Pemendekan waktu antara memasak, menyiapkan, dan mengirim makanan
- Penerapan protokol keamanan saat pengantaran dari SPPG ke sekolah
- Batas waktu konsumsi setelah makanan diterima di sekolah
- Perbaikan mekanisme distribusi dan penyimpanan di sekolah
- Kewajiban uji organoleptik (pengecekan tampilan, aroma, rasa, tekstur)
- Pelatihan rutin bagi penjamah makanan
Dadan menekankan bahwa pengawasan dan pelatihan akan terus diperkuat demi menjamin keamanan dan kualitas makanan bergizi gratis yang dikonsumsi para siswa.
Evaluasi Program MBG Jadi Sorotan Nasional
Sebelumnya Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno menyebut kasus keracunan merupakan momentum evaluasi untuk memperkuat dan meningkatkan perbaikan kualitas pelaksanaan program MBG ke depannya.
BACA JUGA