BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Anggota DPRD Kota Balikpapan Suryani meminta warga tidak panik. Ketakutan stok habis dam tidak akan mendapatkan minyalk goreng.
“Jadi ibu-ibu jangan panik. Jadi mungkin kepanikannya, ibu-ibu ini terutama sehingga dia merasa kedepannya nanti tidak dapat minyak, gak ada stok di rumah seperti itu,” ujarnya, Jumat (11/03/2022).
Dia juga meminta warga mewaspadai isu-isu hoaks yang berkembang soal minyak goreng. Sehingga justru bisa menambah kekhawatiran masyarakat.
“Makanya saya bilang kita punya CCTV di swalayan atau Indomart yang lain. Kalau bisa saya bilang itu tadi jangan panik. Itu karena kepanikan.
“Ada isu yang dibuat, ada oknum lah yang membuat seperti itu sehingga kita jadi kelangkaan minyak goreng,”
Dia menjelaskan, berdasarkan pengakuan distributor bahwa minytak goreng yang dilempar ke pasaran tetap sama dengan kuaota yang diberikan produsesn.
“Kalau kita lihat distributor semua yang ada di Balikpapan menyatakan kami sama menurunkannya bu, setiap bulan rutin, sama jumlah dan totalnya ,” ujarnya.
Para distribuor kata dia, juga heran terjadi kelangkaan minyak goreng. “Sama yang kami turunkan, tapi kenapa koq sampai di lapangan kok bisa kosong,” ujarnya
Sehingga dia menilai, kemungkinan ada oknum yang sengaja menghembuskan isu-isu soal minyak goreng yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat
“Apa masalahnya ini? Berarti ada yang menyebarkan isu-isu yang gak benar dibawah. Apalagi kita mau bulan ramadhan seperti ini kan,” ujarnya
“Ini tadi yang saya sampaikan panik. Jadi saya minta ibu-ibu jangan panik ,”
Dia pun mengajak masyarakat untuk sama-sama melakukan sidak ke toko modern maupun distributior untuk mengecek jika ada yang sengaja menimbun.
“Ayo nanti kita sama-sama melihat ke lapangan langsung. Nanti senin kita akan sidak,” ujarnya
Jika ada toko modern ataupun distributor yang sengaja menimbun, akan langsung ditidak tegas. “kalau perlu kita tutup, kasihan masyarakatnya,” ujarnya
Dia juga mendengar ada toko yang menjual minyak goreng hingga 200 persen lebih dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah.
“Ada juga toko tradisional itu yang 2 liuter dijualnya hampir 60 ribu. Padahal aturan kita kan 28 ribu,” ujarnya