Warkop DKI Versi Kartun Tayang di Bioskop Akhir Juni 2025, Simak Trailernya

JAKARTA, inibalikpapan.com – Dono, Kasino, dan Indro kembali hadir di layar lebar. Bukan lewat wajah-wajah aktor pengganti seperti yang pernah tampil di Warkop DKI Reborn. Mereka akan tampil dalam format animasi penuh warna melalui film Warkop DKI Kartun. Film ini akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 26 Juni 2025.
Berbeda dari film-film Warkop sebelumnya yang cenderung mengadaptasi sketsa lama, Warkop DKI Kartun menawarkan cerita orisinal yang berlatar dunia sepak bola. “Ceritanya menyesuaikan dengan tren nasional, seperti kebangkitan Timnas Indonesia,” ujar Rako Prijanto, salah satu sutradara film ini, melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com.
Film ini juga mempertahankan elemen klasik Warkop seperti karakter “cewek Warkop” untuk menjaga rasa nostalgia. Sekaligus memberi sentuhan kekinian agar relevan bagi penonton muda. Dono, Kasino, dan Indro akan hadir dengan gaya komedi khas mereka, hidup lewat suara para pengisi suara papan atas: Jaja Mihardja, Mandra, dan Cut Baby Tsanina. Indro Warkop sendiri kembali mengisi suara karakternya.
Menurut Indro, proyek ini juga menjadi ajang pembuktian kemampuan anak bangsa di dunia animasi. “Indonesia akan menjadi bangsa yang naif jika tidak memberi kesempatan pada SDM untuk membuat animasi,” ucapnya sebagai produser eksekutif.
Film ini disutradarai bersama oleh Daryl Wilson—yang sebelumnya mengarahkan Warkop DKI Kartun the Series di Disney+ Hotstar—dan Rako Prijanto yang sudah dua kali membesut Warkop DKI Reborn. Keduanya berkolaborasi membawa semangat komedi Warkop ke ranah animasi layar lebar. Proses produksi bermula sejak 2018 dan melewati berbagai tahapan sebelum akhirnya siap rilis tahun ini.
Tuai Beragam Tanggapan
Sementara itu, respons publik atas kehadiran Warkop DKI Kartun terbagi dua. Ketika trailer dan poster resmi dirilis, kritik mulai bermunculan terutama dari segi visual animasi. Beberapa membandingkan film ini dengan Jumbo, film animasi sukses dari Visinema Pictures.
“Animasinya jomplang banget. Jauh lebih bagus Jumbo. Mau dukung animasi lokal sih iya, tapi kalau seperti ini, buat di bioskop rasanya kurang,” tulis seorang warganet. Lainnya menyebut proyek ini “maksa” dan dikhawatirkan akan merusak momentum kebangkitan animasi Indonesia.
Di tengah kritik, dukungan tetap datang. Salah satunya dari Ryan Adriandhy, sutradara Jumbo, yang memilih memberi semangat ketimbang menjatuhkan. “2025 adalah tahun ground zero untuk animasi Indonesia makin melesat! Best of Luck!! Let’s go @FalconPictures_,” tulisnya di media sosial.
Rako Prijanto mengakui bahwa membuat film animasi bukan perkara mudah. “Mulai dari color palette, pergerakan kamera, hingga pencahayaan harus diciptakan sendiri oleh kami,” jelasnya. Tantangan ini menjadi bagian dari eksperimen sinematik yang mereka jalani demi memperkaya khazanah film Indonesia.
Apakah film ini akan mengikuti jejak kesuksesan Jumbo atau justru memicu perdebatan panjang, publik akan menentukan jawabannya mulai 26 Juni 2025.***
BACA JUGA