Top Header Ad

Jean-Marie Le Pen Meninggal di Usia 96 Tahun

Jean Marie Le Pen Meninggal
Salah satu tokoh kontroversial Prancis, Jean Marie Le Pen meninggal di usia 96 tahun (X/@regelegorila)

PARIS, inibalikpapan.com – Pendiri partai sayap kanan Front Nasional Prancis Jean-Marie Le Pen meninggal pada usia 96 tahun.

Kabar ini muncul dari partai politik putrinya Marine Le Pen, National Rally.

Partai milik Le Pen memanfaatkan kekhawatiran kelas pekerja atas imigrasi dan globalisasi dan sempat mengguncang lembaga politik Prancis

Sosok Le Pen adalah agresif yang bebalut populisme dan karisma.

Ia berkontribusi perubahan politik Prancis selama kariernya yang berlangsung 40 tahun. Ia memanfaatkan ketidakpuasan pemilih atas imigrasi dan keamanan kerja.

Dalam beberapa hal, isu tersebut menandai kebangkitan Donald Trump ke Gedung Putih.

Jean-Marie Le Pen menghabiskan hidupnya untuk berjuang, baik sebagai seorang prajurit dalam perang kolonial Prancis dan juga sebagai pendiri partai sayap kanan Front Nasional.

Selama berada di partai tersebut,  ia mengikuti lima pemilihan presiden, Ia juga kerap berseteru dengan putri-putrinya serta mantan istrinya, yang sering kali berlangsung di depan umum.

Ia mengejutkan dunia dengan mencapai putaran kedua pemilihan presiden pada tahun 2002.

Tapi kemudian kalah telak dari Jacques Chirac karena para pemilih mendukung konservatif arus utama daripada membawa sayap kanan ke tampuk kekuasaan untuk pertama kalinya sejak kolaborator Nazi berkuasa pada tahun 1940-an.

Seorang nasionalis yang pemberani, Le Pen adalah momok Uni Eropa yang ia lihat sebagai proyek supranasional yang merampas kekuasaan PBB. Tindakannya juga membuat Inggris pilih tinggalkan UE.

Lekat Dengan Kontroversi Terkait Rasisme

Ketua National Rally Jordan Bardella juga unggah kabar tentang Jean-Marie Le Pen yang meninggal di platform media sosial X mliknya.

Kontroversi selalu melekat pada Le Pen dimana tuduhan rasisme membayangi Front Nasional sejak ia mendirikan partai tersebut pada tahun 1972.

Pada 1996, ia diadili dan dapatkan hukuman sekaligus denda karena menentang kejahatan perang setelah menyatakan bahwa kamar gas Nazi  hanyalah ‘tambahan kecil’ sejarah Perang Dunia Kedua.

Komentar tersebut memicu kemarahan di Prancis, tempat polisi menangkap ribuan orang Yahudi yang dideportasi ke kamp kematian Nazi di Auschwitz pada tahun 1942.

“Saya tetap pada pernyataan ini karena saya yakin itu adalah kebenaran,” katanya pada tahun 2015 ketika banyak pihak menanyakan apakah ia menyesali komentar tersebut.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.