Top Header Ad

Penyebaran HIV/AIDS di Balikpapan : Total 1.014 Kasus Dalam Tiga Tahun, Termasuk Berasal dari Luar Daerah

Kepala DKK Balikpapan Alwiati
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Alwiati

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.comPenyebaran kasus HIV/AIDS kian mengkhawatirkan di Kota Balikpapan, di tengah pesatnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina.

Bahkan data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan menyebutkan, pada 2024 terdapat 358 kasus, sekitar 22% berasal dari luar Balikpapan. Hal ini menunjukkan kompleksitas dalam penyebaran penyakit mematikan tersebut.

Sementara, selama tiga tahun terakhir, seluruhnya 1.014 kasus HIV/AIDS, dengan rincian 338 kasus pada 2022, 318 kasus pada 202. Termasuk 358 kasus pada 2024.

Penyebab Utama Peningkatan Kasus HIV/AIDS

Kepala DKK Balikpapan, Alwiati, mengungkapkan bahwa peningkatan mobilitas penduduk menjadi faktor utama penyebaran HIV/AIDS.

“Peningkatan ini juga disebabkan oleh perilaku berisiko seperti hubungan seks tanpa kondom, penggunaan jarum suntik bersama, dan pertukaran cairan tubuh lainnya,” jelas Alwiati pada Senin 20 januari 2025.

Faktor lain seperti kurangnya kesadaran masyarakat, stigma sosial, keterbatasan akses layanan kesehatan, dan kondisi sosial ekonomi yang kurang baik turut memperburuk situasi ini.

BACA JUGA :

Strategi Penanganan HIV/AIDS di Balikpapan

DKK Balikpapan telah mengadopsi berbagai langkah strategis untuk menekan laju penyebaran HIV/AIDS. Diantaranya melalui eningkatan layanan kesehatan.
Balikpapan kini memiliki 25 titik layanan kesehatan, termasuk puskesmas dan rumah sakit, baik negeri maupun swasta.

Screening pada kelompok rentan, seperti pemeriksaan HIV rutin dilakukan pada ibu hamil, pasien TBC, calon pengantin, dan warga binaan. Tes juga dilaksanakan di tempat berisiko seperti kafe, diskotik, dan eks lokalisasi.

Kemudian, terapi pencegahan HIV (PrEP), program ini tersedia untuk populasi kunci, termasuk pasangan dengan status serodiscordant.

Selanjutnya, paket makanan tambahan (PMT) yang diberikan kepada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHIV) yang rutin menjalani pengobatan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Termasuk sosialisasi dan edukasi, bekerja sama dengan perusahaan swasta, sekolah, dan lintas sektor untuk mengedukasi masyarakat. Media sosial juga dimanfaatkan sebagai sarana penyebaran informasi pencegahan HIV/AIDS.

Optimisme di Tengah Tantangan

Meski tren kasus HIV/AIDS menunjukkan potensi peningkatan pada 2025, DKK Balikpapan optimistis tidak akan terjadi lonjakan signifikan.

“Kami tetap meningkatkan kewaspadaan agar upaya pencegahan berjalan efektif di tengah dinamika pembangunan dan mobilitas penduduk yang terus meningkat,” ujar Alwiati.

DKK berharap langkah strategis ini dapat menekan penyebaran HIV/AIDS sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan bebas dari stigma.

Tinggalkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.