Ribuan Rumah di Tanah Laut Kalsel Terendam Banjir, Warga Terima Bantuan Darurat

KURAU, inibalikpapan.com – Sebanyak 1.455 rumah di Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, terendam banjir akibat tingginya curah hujan dan luapan air dari wilayah sekitar. Banjir yang terjadi sejak Selasa (21/1/2025) dini hari ini menggenangi 50 persen wilayah Kecamatan Kurau, dengan kedalaman air mencapai 78 sentimeter di beberapa titik.
Plh. Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kalimantan Selatan, Muhammad Syarifuddin, bersama Pj. Bupati Tanah Laut, Syamsir Rahman, dan sejumlah pimpinan SKPD Kalsel meninjau langsung lokasi terdampak pada Minggu (26/1/2025). Dalam kunjungan itu, bantuan darurat tersalur kepada warga yang terdampak, termasuk ibu hamil, balita, dan lansia.
“Bantuan ini berasal dari berbagai sumber, termasuk dana APBD, SKPD terkait, dan Kementerian Sosial RI. Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga, terutama di lima desa terdampak,” ujar Plh. Sekdaprov Kalsel, M. Syarifuddin, di Posko Utama Kurau.
Bantuan yang tersalur meliputi kebutuhan pokok seperti beras, mie instan, minyak goreng, air mineral, perlengkapan bayi, hingga makanan siap saji. Dari Kementerian Sosial RI, disalurkan juga family kit, selimut, pakaian, dan makanan anak.
Masalah Tahunan
Sementara itu, Pj. Bupati Tanah Laut, Syamsir Rahman, menjelaskan bahwa banjir di wilayah ini merupakan masalah tahunan yang belum tertangani dengan baik. Ia menyebut Kurau menjadi daerah rendah yang menampung limpasan air dari Kabupaten Banjar dan Kecamatan Bati-bati.
“Kurau ibarat rinjing (wadah), tempat air tertahan cukup lama karena aliran air tidak lancar. Sebanyak delapan desa di Kecamatan Bati-bati, sembilan desa di Bumi Makmur, dan enam desa di Kurau terdampak banjir,” jelas Syamsir Rahman.
Ia menambahkan, pemerintah daerah telah berupaya menanggulangi dampak banjir, namun kondisi geografis dan curah hujan tinggi menjadi tantangan utama. “Kami prihatin melihat warga harus menerima banjir setiap tahun. Ini perlu solusi jangka panjang agar masyarakat tidak terus-menerus terdampak,” tandasnya.
Banjir di Kurau menjadi pengingat perlunya penanganan lebih serius terhadap sistem pengendalian air di wilayah tersebut, terutama untuk melindungi warga yang setiap tahun terancam kehilangan tempat tinggal akibat genangan air.
BACA JUGA