Top Header Ad

Ribuan Warga Santorini Mengungsi Ke Athena Imbas Gempa

Gempa Santorini
Warga yang hendak mengungsi ke Athena (Tovima)

SANTORINI, inibalikpapan.com – Ratusan orang memadati pelabuhan di Santorini pada dini hari Selasa untuk menaiki feri dan menyelamatkan diri di Athena pasca serangkaian gempa terus mengguncang pulau wisata Yunani yang terkenal itu.

Dalam 24 jam terakhir saja, 2.000 orang telah tiba di Athena, sehingga jumlah total mereka yang telah mengungsi menjadi lebih dari 5.000 orang.

Ratusan gempa bumi tercatat setiap beberapa menit di laut antara pulau vulkanik Santorini dan Amorgos di Laut Aegea sejak Jumat.

Hal ini mendorong pihak berwenang menutup sekolah-sekolah di Santorini dan pulau-pulau kecil di dekatnya yaitu Ios, Amorgos, dan Anafi hingga Jumat.

Gempa berkekuatan 4,7 skala Richter tercatat oleh Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC) pada pukul 06.53 GMT di pulau indah yang sering jadi tempat wisata itu.

Ancaman Gempa Susulan di Santorini

Seismolog Gerasimos Papadopoulos memperingatkan bahwa rangkaian gempa bumi yang sedang berlangsung dapat mengindikasikan gempa pendahuluan.

Hal ini berarti gempa bumi yang lebih kuat mungkin masih akan terjadi.

Para ahli lainnya mencatat bahwa zona patahan yang aktif di timur laut Santorini dapat menghasilkan gempa berkekuatan hingga 6,0 skala Richter.

Pihak berwenang telah melarang akses ke daerah Ammoudi, Armeni, serta Pelabuhan Tua Santorini karena ada peringatan tentang tanah longsor karena aktivitas seismik yang sedang berlangsung.

Sementara pesan darurat 112 telah dikirim kepada penduduk yang menyarankan mereka untuk menghindari daerah-daerah tersebut demi keselamatan mereka.

“Aktivitas seismik tidak menurun; sebaliknya, justru meningkat,” kata Vassilis Karastathis, Direktur di Institut Geodinamika.

Sejak 1 Februari, tercatat lebih dari 240 gempa bumi yang melebihi magnitudo 3, termasuk 39 di atas magnitudo 4.

Stasiun pemantauan seismik baru di Anafi dan Amorgos bisa memberikan data tambahan, yang membantu para ilmuwan dalam analisis mereka.

Namun, kekhawatiran semakin meningkat karena pola getaran menunjukkan kemungkinan gempa bumi yang lebih besar.

Perkiraan para seismolog aktivitas seismik yang intens dapat berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu hingga benar-benar mereda.

Ancaman Tanah Longsor

Pemerintah sarankan warga untuk menjauh dari daerah pesisir karena risiko tanah longsor dan menghindari pertemuan di dalam ruangan.

Beberapa hotel mulai mengosongkan kolam renang mereka karena mereka diberi tahu bahwa beban air membuat bangunan lebih rentan.

Yunani adalah salah satu negara yang paling rawan gempa bumi di Eropa karena terletak di perbatasan lempeng tektonik Afrika dan Eurasia yang interaksi konstannya memicu gempa bumi yang sering terjadi.

Santorini terbentuk saat ini setelah salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah, sekitar tahun 1600 SM. Letusan terakhir di daerah tersebut terjadi pada tahun 1950.

Selasa dini hari, gempa bumi berkekuatan 4,9 skala Richter terjadi pada pukul 4:46 pagi antara Santorini dan Amorgos.

Episentrumnya terletak 20 kilometer selatan-barat daya Arcesine, Amorgos, pada kedalaman 14,3 kilometer, menurut Institut Geodinamika.

Lalu menyusul  serangkaian gempa susulan yang kuat, berkekuatan 4,2, 3,9, dan 4,0 pada skala Richter.

Selama tiga hari terakhir, tercatat 550 gempa bumi yang mencengangkan di laut antara Santorini, Amorgos, dan Ios, dengan 36 gempa terjadi pada malam hari saja.

Profesor Panagiotis Karydis, seorang pakar konstruksi tahan gempa, menekankan bahwa rumah dan hotel ikonik di tebing Santorini dapat terancam karena fondasi yang dangkal dan tanah yang tidak stabil.

Sebagai tindakan pencegahan, pihak berwenang telah menyarankan agar kolam renang di rumah dan hotel dikosongkan, karena pergerakan air dapat mengganggu kestabilan bangunan selama gempa bumi.

Organisasi Perencanaan dan Perlindungan Gempa Yunani (EPPO) telah memperingatkan bahwa aktivitas seismik yang intens dapat berlanjut selama berminggu-minggu.

Presiden EPPO Efthymis Lekkas menyatakan bahwa gempa berkekuatan 5,2–5,3 dapat membantu meredakan tekanan seismik, mengurangi risiko kejadian yang jauh lebih kuat.

Namun, meskipun gempa yang melebihi 6,0 tetap tidak mungkin terjadi, para ahli terus memantau situasi dengan intens.

Tinggalkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.