Tiga Tim Promosi ke Liga 1 2025/26: PSIM Yogyakarta, Bhayangkara FC, dan Persijap Jepara, Bangkit dari Sejarah dan Luka

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Liga 1 musim 2025/26 akan kedatangan tiga tim baru dengan latar belakang yang kuat dan penuh makna: PSIM Yogyakarta, Bhayangkara Presisi Lampung FC, dan Persijap Jepara.
Ketiganya resmi promosi setelah menorehkan prestasi gemilang di ajang Pegadaian Liga 2 2024/25, membawa kisah kebangkitan, sejarah panjang, hingga ambisi besar menatap level tertinggi sepak bola Indonesia.
PSIM Yogyakarta: Kembali dari Pengasingan 18 Tahun
Kembalinya PSIM Yogyakarta ke Liga 1 setelah menjuarai Pegadaian Liga 2 adalah momen bersejarah yang telah dinanti selama 18 tahun. Klub yang berdiri sejak 1929 ini bukan sekadar tim sepak bola, tapi juga salah satu pendiri PSSI dan simbol perlawanan sepak bola Indonesia terhadap kolonialisme.
Dikenal sebagai Laskar Mataram, PSIM membuktikan bahwa sejarah dan kerja keras bisa kembali mengangkat nama besar. Di bawah tangan caretaker pelatih Erwan Hendarwanto, PSIM tampil konsisten dan sukses mengalahkan Bhayangkara FC di partai final Liga 2.
“Ini sudah suratan takdir. Ini rezeki dan hasil perjuangan semua pihak – pemain, pelatih, manajemen, dan suporter,” kata Erwan.
Didukung oleh suporter fanatik seperti Brajamusti dan The Maident, PSIM membawa atmosfer sepak bola khas Yogyakarta ke kasta tertinggi. Direktur Utama PSIM, Liana Tasno, menyebut promosi ini sebagai buah dari kerja keras sejak mengambil alih klub pada 2019. “Awalnya saya pikir ini mission impossible. Tapi sekarang, enam tahun kemudian, akhirnya kami berhasil,” ujarnya.
Bhayangkara FC: Ambisi Bangkit dalam Semusim
Bhayangkara Presisi Lampung FC menjadi tim pertama yang memastikan tiket promosi ke Liga 1, hanya semusim setelah terdegradasi dari BRI Liga 1 musim 2023/24. Klub yang kini bermarkas di Lampung ini tampil dominan sejak babak delapan besar Liga 2, dengan materi pemain berkelas seperti Dendy Sulistyawan dan Ilija Spasojevic.
“Kami bersyukur bisa kembali ke Liga 1. Ini hasil kerja keras semua elemen tim,” kata pelatih Bhayangkara FC, Hanim Sugiarto.
Meski sempat bermain dengan 10 orang di laga penentu melawan Persijap, Bhayangkara berhasil menjaga konsistensi dan mengamankan promosi lewat hasil imbang yang cukup. COO Bhayangkara FC, Sumardji, bahkan menyatakan siap membidik pemain Timnas Indonesia untuk menghadapi Liga 1 musim depan — tanda ambisi besar klub ini untuk kembali menjadi kekuatan utama.
BACA JUGA :
Persijap Jepara: Kebangkitan Laskar Kalinyamat
Persijap Jepara menjadi tim ketiga yang memastikan promosi setelah menang tipis 1-0 atas PSPS Pekanbaru di laga perebutan tempat ketiga. Gol Leo Lelis menjadi simbol kebangkitan tim yang pernah terlunta-lunta di Liga 3 usai krisis tahun 2014.
Sebagai klub yang berdiri sejak 1954, Persijap membawa kekayaan budaya dan sejarah Jepara ke kancah nasional. Dikenal dengan julukan Laskar Kalinyamat, mereka mencerminkan semangat Ratu Kalinyamat — tokoh lokal yang berani menantang penjajahan lewat kekuatan laut. Logo Persijap bahkan mengusung motif ukiran khas Jepara, menyatukan identitas klub dengan karakter kota pengrajin mebel ternama itu.
Persijap juga memiliki basis suporter militan seperti Banaspati dan Jetman, yang terus setia meski klub sempat jatuh ke titik nadir. Kini, Stadion Gelora Bumi Kartini kembali bersinar dengan atmosfer Liga 1 yang siap disambut.
Persaingan Liga 1 Semakin Kaya Warna
Promosi tiga klub ini tak hanya memperkaya persaingan teknis di Liga 1, tapi juga menambah kekayaan sejarah, budaya, dan identitas lokal yang mewarnai sepak bola Indonesia.
Bhayangkara FC hadir dengan struktur profesional dan ambisi nasional, PSIM Yogyakarta membawa warisan sejarah dan loyalitas rakyat Mataram, sementara Persijap Jepara menjadi simbol kebangkitan dan semangat pantang menyerah.
Liga 1 2025/26 bukan hanya tentang kompetisi, tetapi tentang narasi besar sepak bola Indonesia yang kembali disegarkan oleh tiga klub dengan cerita kuat di baliknya.
Sumber : Liga Indonesia Baru
BACA JUGA