Borneo Etnika Star Asal Samarinda Raih Juara 1 Indonesia Menari 2025 di Balikpapan

Tim tari Borneo Etnika Star (BEstar) asal Samarinda

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Tim tari Borneo Etnika Star (BEstar) asal Samarinda berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Indonesia Menari 2025 yang digelar di Pentacity Balikpapan. 

Kemenangan ini menjadi kejutan sekaligus kebanggaan tersendiri bagi para penari muda asal Kota Tepian tersebut.

Salah satu anggota tim, Kholifah Safitri atau yang akrab disapa Olif mengaku sama sekali tidak menyangka bisa keluar sebagai juara pertama. Karena diikuti lebih dari 100 kelompok penari. 

 “Kami sebenarnya pesimis banget. Dapat juara tiga aja sudah Alhamdulillah banget. Jadi waktu diumumkan juara satu, kami benar-benar nggak nyangka dan bahagia sekali,” ujarnya dengan wajah sumringah.

Menurut Olif, persiapan dilakukan sekitar satu bulan, namun latihan intensif baru dimulai dua minggu menjelang lomba. “Dua minggu terakhir itu kami latihan setiap hari. Capek, tapi puas dengan hasilnya,” tambahnya.

Borneo Etnika Star sendiri merupakan kelompok tari yang bernaung di bawah Sanggar Borneo Etnika, yang selama ini lebih sering tampil untuk acara pertunjukan atau job, bukan kompetisi. “Kami jarang ikut lomba. Jadi ini semacam titik balik buat kami. Rasanya menyenangkan bisa kembali berkompetisi dan dipercaya tampil di ajang sebesar ini,” ungkapnya.

Ajang Indonesia Menari 2025 di Balikpapan diikuti sekitar 540 penari. Ada  beberapa aspek penilaian seperti kekompakan, kreativitas, semangat, serta kelengkapan koreografi. Setiap peserta diwajibkan menampilkan tarian wajib dan diberi kebebasan mengembangkan koreografi di sesi kreativitas.

Kekompakan dan Kreativitas Jadi Kunci Kemenangan 

Seorang  juri utama Indonesia Menari, Maria Darmaningsih, menyebutkan  penilaian dilakukan secara menyeluruh dengan memperhatikan beberapa aspek utama.

Aspek penilaian seperti  kekompakan, konfigurasi, semangat, serta kelengkapan dari koreografinya.

” Peserta juga diwajibkan membawakan tarian wajib dari Indonesia Kaya, namun diberi kebebasan berkreasi selama enam hingga delapan menit untuk menampilkan karya sesuai kreativitas masing-masing,” jelasnya.

Maria menambahkan harapannya agar ajang Indonesia Menari terus berlanjut setiap tahun.

“Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, dan salah satu kekuatannya ada di dunia tari. Setiap daerah punya ciri khasnya masing-masing. Karena itu, teruslah menari, Indonesia menari, ” katanya penuh semangat.

Juri Utama lainnya Denta Sepdwiansyah Pinandito, yang juga sekaligus tim koreografi, menambahkan bahwa persaingan antar peserta berlangsung sangat ketat.

“Dari aspek penilaian, semuanya jelas dan terbuka. Kami memiliki juri lapangan hingga juri utama yang menilai dari berbagai sisi. Hasilnya pun cukup sengit karena setiap tim memiliki keunggulan masing-masing,” ungkapnya.

Denta menilai bahwa kunci keberhasilan tim pemenang terletak pada latihan dan kekompakan.

“Menari itu bukan sekadar gerakan, tapi soal kebersamaan dan semangat. Kalau sering berlatih bersama, menari akan menjadi bagian dari tubuh, memunculkan nilai gotong royong dan saling membantu,” ujarnya.

Juri Sempat Kesulitan  Tentukan Juara

 Ajang “Indonesia Menari” di Balikpapan sukses menyalakan semangat baru dalam seni tari tradisi Kalimantan. Ratusan peserta yang tampil memukau menunjukkan bahwa kualitas seni tari dari Bumi Borneo tidak kalah bersaing dengan daerah lain di Indonesia.

Syahrul Darmawan dari program Indonesia Kaya mengatakan semangat para penari di Balikpapan sangat luar biasa, khususnya dalam membawakan seni tradisi tari. Bahkan, di babak final, dewan juri, terutama juri utama, sempat dibuat “kepusingan” dalam menentukan Juara 1, 2, dan 3.

Perbedaan persepsi antar juri cukup tajam sebelum akhirnya mencapai kesepakatan.

“Semangat-semangat para penarinya di sini membuktikan Kalimantan itu gak kalah dengan daerah-daerah lain. Apalagi dari seni tradisi tarinya,” ujar Syahrul.

Kriteria utama penilaian yang membuat para juara unggul adalah kedisiplinan gerak dan konsistensi. Syahrul menjelaskan bahwa banyak penari rata-rata mengeluarkan power berlebih di babak awal, yang mengakibatkan ritme dan tenaga mereka berkurang drastis di babak kedua.

“Luar biasanya dari para juara, mereka benar-benar bisa di kedua babak itu bergerak dengan konfigurasi yang se-level, senada, seirama. Itu luar biasa banget. Konsisten ya itu,” tegasnya.

Syahrul Darmawan juga menekankan bahwa acara ini sejatinya bukan ajang kompetisi atau perlombaan, melainkan wadah apresiasi. Oleh karena itu, panitia tidak mengkategorikan peserta berdasarkan usia atau status penari profesional.

“Indonesia Menari ini bukan ajang kompetisi, bukan ajang perlombaan. Ini benar-benar untuk semua kalangan. Cuma kita memberikan apresiasi pada teman-teman yang berlatih lebih dan dengan kostum yang menarik para juri,” tutupnya.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses