China Eksekusi Mati Seorang Pria Yang Habisi Nyawa Bocah Asal Jepang

BEIJING, inibalikpapan.com – Pemerintah China eksekusi mati seorang pria karena menikam seorang anak sekolah berkewarganegaraan Jepang berusia 10 tahun hingga meninggal dunia.
Kasus yang terjadi tahun lalu tersebut memicu kekhawatiran di kalangan ekspatriat Jepang yang tinggal di China.
Hukuman untuk serangan pria tersebut dengan menggunakan pisau di kota selatan Shenzhen pada bulan September 2024 itu akan berlangsung pada hari Jumat, menurut laporan media Jepang.
Peristiwa ini terjadi sehari setelah pengadilan lain menjatuhkan hukuman mati kepada seorang pria China yang menyerang seorang ibu dan anak Jepang.
Bahkan ia serta membunuh seorang wanita China yang mencoba melindungi mereka di provinsi Suzhou pada bulan Juni.
Penusukan di Shenzhen dan Suzhou termasuk di antara tiga serangan terhadap warga asing di China tahun lalu.
Hanya beberapa hari sebelum insiden Suzhou, empat instruktur perguruan tinggi AS terluka dalam serangan pisau di sebuah taman umum di Jilin di utara negara itu.
Setelah serangan di Shenzhen, perusahaan-perusahaan Jepang, termasuk Toshiba dan Toyota, meminta staf mereka untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap kemungkinan kekerasan.
Sementara Panasonic menawarkan penerbangan pulang gratis kepada karyawannya.
Pemerintah China Berjanji Lindungi Warga Asing
Dalam kasus Suzhou, pengadilan Tiongkok mengatakan bahwa Zhou Jiasheng, 52 tahun, telah melakukan serangan di luar sekolah Jepang setelah ia kehilangan keinginan untuk hidup, menyusul kehilangan pekerjaan dan terlilit utang.
Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengatakan kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers bahwa pengadilan memutuskan bahwa serangan itu adalah pembunuhan yang disengaja.
Ganjaran Eksekusi mati karena dampak sosial yang signifikan yang ditimbulkan oleh kejahatan tersebut.
Namun, pengadilan tidak menyebutkan Jepang selama putusan tersebut, menurut Hayashi, yang menambahkan bahwa pejabat dari konsulat Jepang di Shanghai telah menghadiri pembacaan vonis.
Hayashi menambahkan bahwa kejahatan tersebut, yang menewaskan dan melukai “orang-orang tak bersalah”, termasuk seorang anak, “benar-benar tidak dapat dimaafkan”.
Ia juga memberi penghormatan kepada Hu Youping, pramugari bus China yang jadi korban pembunuhan Zhou saat mencoba melindungi seorang ibu Jepang dan anaknya.
Sebelumnya pada hari Kamis, Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, berkomentar singkat dalam konferensi pers harian bahwa kasus tersebut sedang dalam proses peradilan.
Ia menambahkan bahwa China seperti biasa, akan bertindak untuk melindungi keselamatan warga negara asing di negara tersebut.
Deretan Eksekusi Mati Pemerintah China
China tengah bergulat dengan peningkatan kekerasan publik dimana para tersangka diduga terdorong oleh keinginan untuk membalas dendam pada masyarakat.
Semua pelaku bertindak atas keluhan pribadi dengan menyerang orang asing.
Terjadi 19 serangan terhadap pejalan kaki atau orang asing tahun lalu, peningkatan tajam dari angka satu digit pada tahun-tahun sebelumnya.
Pada hari Senin, pemerintah China eksekusi mati seorang pria yang menewaskan sedikitnya 35 orang dalam serangan mobil paling mematikan di negara itu.
Bulan lalu, seorang pria yang membunuh delapan orang dalam aksi penusukan di universitasnya juga dapatkan eksekusi hukuman mati.
Selain itu, pada bulan Desember, seorang pria yang melukai 30 orang dengan mengemudikan mobil ke kerumunan anak-anak dan orang tua di luar sebuah sekolah dasar juga dapatkan hukuman mati yang ditangguhkan.
BACA JUGA