Indonesia Genjot Negosiasi Perdagangan Strategis dengan AS: Targetkan Tarif Lebih Rendah

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi dengan Amerika Serikat dalam rangka meningkatkan daya saing ekspor nasional dan memperluas kerja sama strategis bilateral.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin langsung delegasi Indonesia dalam rangkaian pertemuan tingkat tinggi dengan sejumlah pejabat utama Pemerintah AS, termasuk United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce, dan dijadwalkan dengan Secretary of Treasury.
Pertemuan ini menjadi bagian dari strategi menyeluruh Indonesia untuk menyesuaikan tarif perdagangan dan memperluas kerja sama yang saling menguntungkan di tengah tantangan geopolitik global dan tekanan proteksionisme.
“Indonesia melakukan pendekatan langsung kepada para pengambil kebijakan di AS sebagai bagian dari kelanjutan dialog sebelumnya. Kami mengupayakan kesepakatan yang adil dan berimbang, terutama dalam hal tarif terhadap produk ekspor Indonesia,” ujar Menko Airlangga dalam konferensi pers virtual yang digelar dari Washington DC.
Fokus Negosiasi: Penurunan Tarif Ekspor dan Pembukaan Akses Pasar
Indonesia secara proaktif menyampaikan sejumlah proposal kepada Pemerintah AS. Beberapa poin utama yang diajukan antara lain:
- Peningkatan pembelian energi dan produk pertanian dari AS.
- Fasilitasi investasi dan insentif untuk perusahaan Indonesia dan AS, khususnya di sektor EPC (Engineering, Procurement, and Construction).
- Penguatan kerja sama pada sektor mineral kritis yang menjadi tulang punggung transisi energi.
- Optimalisasi arus masuk produk AS melalui penyederhanaan proses impor.
- Dorongan pada kerja sama strategis B2B (business to business) sebagai penguatan rantai pasok global.
- Penerapan tarif lebih rendah untuk produk-produk ekspor utama Indonesia seperti tekstil, alas kaki, furnitur, dan udang, yang tidak menjadi ancaman bagi industri domestik AS.
Selain itu, Indonesia juga menekankan pentingnya kolaborasi jangka panjang dalam bidang pendidikan, riset sains, ekonomi digital, dan layanan keuangan.
BACA JUGA :
“Target utama adalah mendapatkan perlakuan tarif yang lebih kompetitif dan setara dibandingkan negara-negara lain. Ini penting agar produk Indonesia dapat bersaing secara sehat di pasar Amerika,” tegas Menko Airlangga.
Negosiasi Dipatok Selesai dalam 60 Hari
Proses negosiasi perdagangan bilateral ini akan dilanjutkan melalui satu hingga tiga putaran diskusi intensif dalam kurun waktu 60 hari. Pemerintah Indonesia menargetkan tercapainya framework agreement atau kerangka kerja sama formal yang disetujui kedua belah pihak dalam batas waktu tersebut.
“Kami terus menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan di AS, termasuk pelaku bisnis dan asosiasi industri yang berpengaruh. Ini bagian dari strategi Indonesia untuk memperkuat posisi dalam negosiasi dan mempercepat kesepakatan,” tutur Airlangga.
Upaya ini mencerminkan diplomasi ekonomi yang adaptif dan responsif terhadap dinamika global, dengan fokus pada keberlanjutan perdagangan dan peningkatan nilai tambah ekspor nasional.
Delegasi Indonesia Didampingi Tokoh Kunci Ekonomi Nasional
Dalam kunjungan ini, Menko Airlangga turut didampingi oleh sejumlah tokoh penting seperti Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, dan Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi.
Langkah ini menjadi bagian penting dari transformasi ekonomi Indonesia, dengan menempatkan diplomasi perdagangan sebagai ujung tombak dalam memperluas akses pasar global dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional. ***
BACA JUGA