Laporan Lengkap Kecelakaan Jeju Air Bakal Rilis Senin Mendatang


SEOUL, inibalikpapan.com – Korea Selatan akan rilis laporan awal tentang kecelakaan Jeju Air yang tewaskan 179 orang itu pada Senin, begitu kata kementerian transportasi pada Sabtu (25/1/2025).
Satu area yang sedang dalam penyelidikan adalah apakah benar ada tabrakan dengan burung dalam kecelakaan penerbangan 7C2216 pada tanggal 29 Desember tersebut.
Laporan tersebut akan dikirim ke Organisasi Penerbangan Sipil Internasional serta Amerika Serikat, Prancis, dan Thailand, kata kementerian.
Seoul telah bekerja sama dengan penyelidik dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS dan Biro Penyelidikan dan Analisis Prancis untuk Keselamatan Penerbangan Sipil.
Butuh waktu beberapa bulan untuk menganalisis dan memverifikasi data penerbangan dan rekaman suara kokpit.
Rekaman suara tersebut berhenti merekam empat menit dan tujuh detik sebelum kecelakaan dan juga rekaman komunikasi dengan menara kontrol, kata kementerian.
Pukul 08:58:11 pagi, pilot membahas burung yang terbang di bawah Boeing 737-800, lalu mengumumkan mayday pukul 08:58:56.
Lalu pilot melaporkan adanya tabrakan burung saat pesawat sedang berputar balik, kata pernyataan itu.
Rekaman CCTV bandara juga memperlihatkan pesawat alami kontak fisik dengan burung selama berputar balik, katanya.
Sebelumnya kementerian mengatakan pilot mengeluarkan sinyal marabahaya karena adanya tabrakan burung sebelum berputar balik.
Jet itu jatuh pukul 09:02:57 pagi, menghantam tanggul dan terbakar yang menewaskan semua orang di dalamnya kecuali dua orang awak yang duduk di bagian ekor.
Rekaman pengawasan terekam dari jarak yang terlalu jauh untuk melihat apakah ada percikan dari tabrakan burung.
“Tetapi kami ingin memastikan pesawat melakukan kontak dengan burung, meskipun waktu pastinya tidak jelas,” kata seorang pejabat kementerian kepada Reuters.
Terdapat bulu unggas dan darah di kedua mesin GE Aerospace pesawat itu, kata kementerian.
Kementerian mengatakan akan melakukan analisis terpisah tentang peran tanggul beton yang menopang antena navigasi yaitu “localizer”.
Kementerian mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan merobohkan tanggul, yang menurut para ahli kemungkinan membuat bencana tersebut menjadi lebih mematikan.
BACA JUGA