Film ‘GJLS: Ibuku Ibu-Ibu’ yang Kini Tembus 500 Ribu Penonton Tak Lepas dari Kritik, Rigen Bereaksi

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu mencatat lebih dari 500 ribu penonton sejak tayang perdana pada 12 Juni 2025. Kesuksesan komersial ini menandai debut sinematik trio komika GJLS—Rigen Rakelna, Hifdzi Khoir, dan Ananta Rispo—yang sebelumnya beken lewat podcast dan konten digital.
Meski mencetak angka penonton tinggi, film garapan Monty Tiwa ini memicu kontroversi. Sejumlah penonton melontarkan kritik pedas, terutama terhadap gaya humor film yang mereka nilai tidak sensitif terhadap isu sosial.
Akun X @happyaiss menjadi salah satu yang paling vokal menyuarakan kritik. Ia menyebut film tersebut menghadirkan akting buruk, plot yang berantakan, penuh lelucon seksis, pelecehan, dan candaan yang merendahkan penyandang disabilitas.
“Yang fresh cuma naruh bloopers di tengah-tengah film aja, aneh banget tapi kocak. Tapi kalau mau kritisi juga, ini curang karena ini jelas easiest way to make people laugh. Too cheap,” tulisnya, melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com.
Penonton lain juga mengungkapkan ketidaknyamanan mereka terhadap materi film. Beberapa menyayangkan penggunaan humor seksis yang terlalu dominan.
“Sudah tidak semestinya candaan-candaan berbau pelecehan itu dilestarikan. Perempuan yang menonton bukannya tertawa, malah merasa jijik dan tidak nyaman,” tulis seorang warganet.
“Film ini memang niatnya lucu-lucuan, tapi jokes seksisnya terlalu sering dan enggak bisa ditoleransi,” tulis komentar lainnya.
Namun, sebagian penonton tetap memberi pembelaan. Mereka menilai bahwa seni dan film tidak bisa selalu tunduk pada standar moral tertentu.
“Menurutku, film dan seni itu enggak punya kompas moral tetap. Masing-masing punya pasarnya sendiri,” ujar seorang pengguna X.
Warganet lain menilai film tersebut justru menggunakan satire. “Kalau lihat dari lapisan kedua atau ketiga, film itu sebenarnya bukan menertawakan jokes seksis. Tapi menertawakan orang yang melontarkan jokes seksis,” tulisnya.
Rigen Bereaksi Santai
Rigen Rakelna menanggapi kritik secara santai. Ia hanya menulis singkat melalui akun X-nya, “Ya memang enggak bisa nyenengin semua orang.”
Film ini mengangkat kisah tiga bersaudara yang masih bergantung pada ayah mereka, Tyo (diperankan Bucek Depp), usai kehilangan sang ibu. Sutradara Monty Tiwa menggandeng Eric Tiwa, Rza Kumar, dan Mohammed Syazsa sebagai penulis naskah. Film ini juga dibintangi oleh Luna Maya.
Gaya komedi absurd dan slapstick khas GJLS mendominasi sepanjang film. Para pembuat film menyebutnya sebagai genre baru: scientific comedy.***
BACA JUGA