Langkah Pertama Menuju Tanah Suci, Cerita Kloter Pertama Jemaah Haji Balikpapan

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Fajar baru menyapa Kota Balikpapan pada Senin pagi itu, 5 Mei 2025. Di Balikpapan Islamic Center, ratusan wajah penuh haru dan harap berkumpul, mengenakan pakaian berwarna ungu dan rompi.
Di antara mereka, ada yang tersenyum, ada pula yang meneteskan air mata bukan karena sedih, tetapi karena rasa syukur yang tak terbendung. Hari itu, 360 jamaah haji dari Balikpapan bersiap melangkahkan kaki ke Tanah Suci, menjadi kloter pertama dari Kalimantan Timur yang diberangkatkan tahun ini.
Masrivani, Kepala Kantor Kemenag Kota Balikpapan, berdiri di tengah kerumunan dengan mata yang penuh kewaspadaan namun juga ketenangan. Ia menyampaikan bahwa ada pengurangan jumlah petugas haji oleh otoritas Arab Saudi.
“Biasanya lima, tahun ini hanya empat. Tapi alhamdulillah, semua kebutuhan esensial tetap terpenuhi,” ucapnya.
Satu per satu koper ditata, jamaah diarahkan ke kamar-kamar asrama. Mereka akan menginap satu malam sebelum terbang ke Madinah keesokan subuh.
Di antara mereka, Abdur Rahim, pria 86 tahun dari Balikpapan Tengah, berjalan perlahan sambil menggenggam tangan cucunya. Wajahnya berseri-seri. “Sudah lama saya tunggu ini. Akhirnya Allah panggil juga,” katanya lirih.
Sementara itu, nama Ghazali Aida disebut—seorang gadis muda berusia 19 tahun 3 bulan. Namun ia tak tampak di antara kerumunan kloter pertama. Rupanya, ia akan berangkat bersama kloter 15. Statusnya sebagai jamaah pengganti menjadikannya bagian dari kelompok berbeda.
“Saya tetap bahagia, insyaAllah semua akan lancar,” ujar Ghazali saat ditemui kemudian.
Suhu Ekstrem di Tanah Suci
Malam harinya, suasana menjadi lebih syahdu. Tepat pukul 23.30 WITA, prosesi pelepasan pun digelar. Doa-doa mengalir khusyuk, menyatu dengan harapan yang melangit.
Jemaah bersiap menjemput panggilan suci, dengan bekal sabar, semangat, dan perlindungan kesehatan yang telah disiapkan termasuk cairan elektrolit untuk menjaga tubuh mereka di suhu ekstrem Arab Saudi yang bisa melampaui 40 derajat Celsius.
“Tidak perlu memaksakan diri,” pesan Masrivani. “Arba’in itu sunnah. Yang penting adalah menjaga stamina untuk ibadah utama. Mereka akan tiba di Mekkah setelah delapan hari di Madinah.”
Pukul 04.30 WITA, Selasa dini hari, pesawat yang membawa 360 harapan dan doa itu pun mengangkasa. Menuju Tanah Suci. Menuju Baitullah.***
Editor : Ramadani
BACA JUGA