Top Header Ad

Ramadan Tiba Sebentar Lagi, Ini Waktu dan Tata Cara Mengganti Utang Puasa

Ramadan
Ilustrasi hiasan di bulan Ramadan. (Foto: Pexels)

JAKARTA, inibalikpapan.com – Bulan Sya’ban merupakan kesempatan terakhir untuk mengqadha puasa sebelum Ramadan tiba. Bagi yang masih memiliki utang puasa, dianjurkan segera menggantinya dengan cara qadha atau membayar fidyah karena puasa Ramadan merupakan kewajiban.

Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU), Alhafiz Kurniawan, menjelaskan bahwa tidak ada batas waktu khusus dalam mengganti utang puasa Ramadan di bulan Sya’ban.

“Boleh mengqadha puasa hingga akhir bulan Sya’ban,” kata Hafiz kepada NU Online, Senin (19/2/2024).

Namun, ia menambahkan bahwa sebagian ulama mengharamkan mengqadha puasa setelah melewati Nisfu Sya’ban sebagai bentuk kehati-hatian menjelang masuknya bulan Ramadan.

Konsekuensi Telat Mengqadha Puasa

Dalam tulisannya di NU Online berjudul Hukum Telat Qadha Puasa hingga Ramadhan Berikutnya Tiba, Hafiz menjelaskan bahwa mereka yang menunda qadha puasa Ramadan karena kelalaian hingga melewati satu tahun wajib membayar fidyah selain mengqadha puasa.

“Kewajiban fidyah ini terus bertambah setiap tahun selama utang puasa belum lunas,” ujarnya, mengutip kitab Kasyifatus Saja ala Safinatun Najah karya Syekh M Nawawi Banten.

Satu mud fidyah setara dengan 543 gram bahan makanan pokok menurut mazhab Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah, sedangkan menurut Hanafiyah, satu mud seukuran dengan 815,39 gram.

Bagi ibu hamil dan menyusui yang membatalkan puasa demi kepentingan anaknya, kewajiban fidyah juga berlaku selain mengqadha puasa.

Oleh karena itu, bagi yang masih memiliki utang puasa, dapat segera menggantinya sebelum Ramadan tiba guna menghindari beban tambahan.

Tata Cara Mengganti Utang Puasa Ramadhan

Mengganti utang puasa Ramadan (qadha) dapat dengan tata cara yang mirip dengan puasa Ramadan itu sendiri. Berikut langkah-langkahnya, hasil rangkuman inibalikpapan.com dari NU Online:

  1. Niat di Malam Hari
    Sebelum melaksanakan puasa qadha Ramadan, wajib berniat pada malam hari sebelum fajar. Lafal niatnya: نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى (Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.) Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah Ta’ala.”
  2. Menjaga Rukun Puasa
    Selama berpuasa qadha, seseorang harus menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Sunnah untuk makan sahur sebelum fajar dan berbuka puasa tepat waktu saat matahari terbenam.
  3. Membayar Fidyah Jika Terlambat
    Jika seseorang menunda qadha puasa hingga melewati Ramadan berikutnya tanpa uzur yang benar, maka selain mengqadha, ia juga wajib membayar fidyah sebesar satu mud bahan makanan pokok untuk setiap hari puasa yang bolong.
  4. Mengqadha Secara Berurutan atau Terpisah
    Tidak ada ketentuan yang mewajibkan qadha puasa secara berurutan. Seseorang boleh mengqadha puasa secara terpisah sesuai dengan kemampuannya.

Demikian perihal memahami batas waktu dan tata cara qadha puasa, semoga utang puasa dapat segera lunas sebelum Ramadan tiba.***

Tinggalkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.