Seleksi Kepala Sekolah Rakyat Dimulai, Ada 600 Pelamar

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Pemerintah terus mengakselerasi pendirian Sekolah Rakyat, lembaga pendidikan berbasis asrama yang ditujukan khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof. M. Nuh, mengumumkan bahwa proses seleksi tahap wawancara bagi calon kepala sekolah telah dimulai pada Rabu, 22 Mei 2025.
Dari sekitar 600 pelamar yang mengikuti seleksi awal, hanya 190 kandidat terpilih yang melangkah ke tahap wawancara. Nantinya, hanya sekitar 60 orang terbaik yang akan ditetapkan sebagai kepala sekolah untuk 63 titik Sekolah Rakyat tahap awal yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Pemilihan kepala sekolah ini bukan sekadar administrasi. Mereka harus punya empati sosial tinggi, jadi motivator ulung, dan punya wawasan luas. Karena mereka akan memimpin sekolah-sekolah unggulan bagi anak-anak yang paling tertinggal,” tegas Prof. M. Nuh dalam siaran pers, Kemensos.
Bukan Sekolah Biasa, Tapi Sekolah Unggulan untuk Anak Miskin
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukanlah sekolah alternatif, melainkan sekolah unggulan yang didesain untuk memberi akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Sekolah ini gratis dan sepenuhnya dibiayai negara, namun kualitasnya setara sekolah swasta favorit.
“Tidak ada seleksi akademik atau tes IQ. Yang penting anak itu berasal dari keluarga miskin dan punya kemauan untuk sekolah. Negara hadir dan berpihak kepada mereka yang paling membutuhkan,” kata Gus Ipul.
Fasilitas Lengkap dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Talenta
Sekolah Rakyat dirancang dengan konsep asrama yang nyaman, bersih, dan sehat. Pemerintah bahkan menyiapkan pemeriksaan kesehatan menyeluruh bagi calon siswa, termasuk pengobatan jika ditemukan penyakit menular seperti TBC.
BACA JUGA :
Dari sisi kurikulum, pendekatan yang digunakan bukan berbasis nilai akademik semata, tetapi pemetaan potensi dan talenta anak (talent mapping). “Kita tidak pakai sistem kaku. Sapi jangan disuruh terbang. Anak-anak dibimbing sesuai kemampuannya,” ujar Gus Ipul.
Perekrutan Bertahap dan Target 240 Titik Sekolah Rakyat
Pada tahap awal, 63 titik Sekolah Rakyat akan mulai beroperasi pada Juli 2025, tersebar di Jawa (34 titik), Sumatera (13), Sulawesi (8), Bali-Nusra (3), Kalimantan (2), Maluku (2), dan Papua (1). Pemerintah menargetkan perluasan hingga 240 titik di seluruh Indonesia, dengan setiap sekolah menampung hingga 40 rombongan belajar.
Sistem pembelajarannya pun fleksibel. Siswa boleh berhenti sementara untuk bekerja lalu kembali belajar (multi-entry, multi-exit). “Ketika lulus, mereka tidak hanya pintar, tapi juga siap kerja, siap usaha, dan siap berkontribusi,” tambah Gus Ipul.
Sekolah Rakyat: Jalan Nyata Negara Membela Kaum Miskin
Program ini bukan hanya memberi akses pendidikan, tapi juga memberdayakan ekonomi keluarga siswa. Orangtua siswa akan diberi pelatihan dan program pemberdayaan agar bisa ikut bangkit bersama.
“Yang kaya bisa sekolah di mana saja. Tapi yang miskin harus dibela. Sekolah Rakyat adalah bentuk keberpihakan negara kepada yang tak bersuara. Mereka punya hak yang sama untuk berhasil,” pungkas Gus Ipul.
BACA JUGA