APEC 2025 Jadi Momentum Indonesia–Korsel Perkuat Kerja Sama Strategis

Ajang APEC 2025 di Korea Selatan
Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung saat pembukaan APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, Kamis (31/10/2025).

JAKARTA, inibalikpapan.com, – Ajang APEC 2025 di Korea Selatan tak cuma jadi panggung ekonomi, tapi juga simbol pergeseran arah kawasan Asia-Pasifik. Dari sekadar liberalisasi perdagangan, kini fokusnya merambah ke integrasi teknologi, keamanan rantai pasok, hingga tata kelola kecerdasan buatan (AI).

Indonesia pun tak mau ketinggalan. Negara ini berkomitmen menjaga semangat keterbukaan ekonomi agar tak terjebak dalam blok-blok eksklusif. Di sisi lain, semangat generasi muda juga ikut menyala lewat lomba IG Reels Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) bertema APEC 2025: Ekspresikan Harapan dan Kreativitasmu.

“Indonesia perlu memastikan bahwa agenda APEC yang menekankan konektivitas digital, keberlanjutan, dan inovasi teknologi dapat dimanfaatkan untuk menarik investasi strategis dalam sektor energi hijau dan ekonomi digital,” ujar Dian Novikrisna, S.Sos., MIS, Deputy Head of Department of International Relations BINUS University, seusai pengumuman lomba, Jumat (31/10/2025).

Menurut Dian, saat ini ekonomi kawasan tengah melambat, sementara proteksionisme kian meningkat akibat rivalitas AS–China. Dalam situasi ini, Korea tampil sebagai middle power yang mendorong agenda “Connect, Innovate, Prosper” — menyoroti isu digitalisasi, demografi, dan keberlanjutan.

APEC 2025 sendiri digelar di Korea Selatan pada 31 Oktober–1 November 2025. Presiden Prabowo Subianto hadir bersama para pemimpin dunia lain, termasuk Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Kerja Sama Ekonomi dan Pertahanan

Hubungan Indonesia–Korea Selatan kian erat, baik di bidang ekonomi maupun pertahanan.

Di sektor ekonomi, investasi Korea di Indonesia mencapai sekitar USD 11,3 miliar sepanjang 2020–2024. Kerja sama juga diperkuat lewat Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang berlaku sejak Januari 2023, mencakup liberalisasi tarif, investasi, transfer teknologi, hingga pengembangan ekonomi digital.
Sementara di sektor pertahanan, kerja sama mencakup pengembangan industri maritim dan proyek jet tempur KF-21 Boramae.

Namun, Dian menilai masih ada tantangan di lapangan. “Meski demikian, masih terdapat tantangan implementasi, termasuk dalam memastikan transfer teknologi berjalan optimal, menyeimbangkan kepentingan investasi asing dengan pembangunan kapasitas domestik, serta menjaga agar kerja sama ekonomi dan pertahanan tidak sangat tergantung pada satu mitra saja atau terjebak dalam dinamika geopolitik yang kompleks,” ujarnya.

Soft Diplomacy ala Gen Z

Lomba IG Reels ISDS juga jadi wadah kreatif untuk mempererat hubungan Indonesia–Korea lewat pendekatan people-to-people. Menurut Dian, inisiatif ini mencerminkan bentuk soft power diplomacy yang efektif, dengan memanfaatkan media sosial untuk membangun persepsi positif dan memperluas pemahaman lintas budaya.

CEO sekaligus Co-Founder ISDS, Dwi Sasongko, menambahkan, lomba ini mendorong partisipasi publik dalam menyuarakan harapan terhadap APEC 2025.

“APEC tidak saja menjadi sebuah acara tingkat tinggi yang ekslusif tetapi juga disadari manfaatnya di tingkat akar rumput,” kata Dwi.

Kreativitas Gen Z untuk Masa Depan

Dari 179 peserta, panitia memilih 18 karya terbaik — tiga pemenang utama dan 15 pemenang hiburan.

Tiga pemenang utama adalah Hauna Hafiyyatin Shafa (Makassar), Assyshifa Athifia, Manggala T. Lubna, dan Mhd. Hamdal (Jakarta), serta Athaillah P.R. Azis, Faiza Salsabila, dan Vellycia Ade G (Malang).

Para peserta, sebagian besar dari Gen Z, berharap kerja sama strategis Indonesia–Korea terus diperkuat. Mereka menyoroti keunggulan Korea dalam teknologi dan budaya yang bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia.

“Melalui platform media sosial, peserta diajak mengekspresikan pandangan, ide, dan harapan terhadap masa depan kawasan Asia Pasifik dengan gaya yang kreatif, inspiratif, dan mudah dipahami publik luas,” ujar Dwi.

Lomba yang berlangsung 8 September–13 Oktober 2025 ini jadi ruang bagi generasi muda menyalurkan ide kreatif mereka.

“Lomba IG reels ini diharapkan terjadi peningkatan pemahaman publik terhadap isu APEC, terutama di kalangan muda. Banyak karya menampilkan pesan positif tentang kerja sama Indonesia–Korea Selatan dan pentingnya inovasi dalam pembangunan berkelanjutan,” tutup Dwi.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses