Top Header Ad

Film ‘A Business Proposal’ Versi Indonesia Banjir Kritik, Falcon Pictures Minta Maaf

JAKARTA, inibalikpapan.com – Falcon Pictures akhirnya menyampaikan permintaan maaf setelah ancaman boikot terhadap film A Business Proposal versi Indonesia ramai mencuat. Kontroversi muncul akibat pernyataan Abidzar Al Ghifari, pemeran utama film tersebut, yang terkesan menyinggung penggemar webtoon dan drama Korea aslinya.

Melalui pernyataan resmi pada Selasa (4/2/2025), Falcon menjelaskan bahwa adaptasi film ini lahir dari kecintaan terhadap cerita aslinya. Rumah produksi itu juga menegaskan bahwa seluruh proses produksi mereka lakukan dengan hati-hati.

“Webtoon ini kami adaptasi karena kecintaan kami terhadap ceritanya, baik dalam versi webtoon dan serial. Oleh karena itu, kami berhati-hati dalam prosesnya,” tulis Falcon, melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com.

Falcon menambahkan bahwa film ini melibatkan lebih dari 100 kru dan sejumlah seniman berpengalaman, termasuk Indro Warkop, Slamet Rahardjo, dan Indy Barends. Mereka berupaya menghadirkan film romantic-comedy yang tetap menghormati cerita asli, tetapi dengan nuansa yang lebih relevan dengan budaya Indonesia.

Terkait kontroversi Abidzar, Falcon menegaskan bahwa sang aktor tidak bermaksud menyombongkan diri. Pendekatan akting yang ia gunakan berbeda, tetapi tetap bertujuan memberikan hasil terbaik.

“Berita mengenai cast yang tidak menyaksikan serialnya lebih dahulu, bukan berakar dari kesombongan, tapi berakar dari pemilihan pendekatan akting,” jelas Falcon.

“Seniman memiliki banyak cara (dan semua cara, valid) dalam melakukan pendekatan terhadap cerita. Ada yang ingin memiliki referensi, ada yang memilih untuk berpegang pada skrip dan memberikan interpretasi sendiri,” lanjutnya.

Falcon juga memastikan bahwa seluruh tim produksi, termasuk lebih dari 100 kru dan 20 seniman, bekerja dengan niat baik dan usaha terbaik mereka.

“Kami meminta maaf atas perkataan dan perbuatan yang tidak tepat. Kami pastikan tidak pernah ada niat buruk terkandung dalam hati,” tegas Falcon.

Permintaan Maaf Terlambat?

Meski begitu, warganet menilai permintaan maaf tersebut terlambat. Mereka menganggap pernyataan Abidzar sudah terlanjur mengecewakan publik.

“Sorry nggak aku maafin, soalnya aku fans fanatik. Lagian yang butuh penonton siapa, tapi target pasarnya kena remehin,” sindir seorang warganet.

“Loh, kok Falcon yang minta maaf? Di mana-mana kan yang minta maaf yang salah, memang Falcon salah apa?” tanya warganet lainnya.

“Permasalahannya tuh bukan di pendalaman karakter sebenarnya, terserah aktor mau based on script atau nonton serinya dulu. Tapi statement si aktor ke target market, kayak seakan-akan nggak butuh penonton,” kritik warganet lain.

Hingga kini, respons terhadap permintaan maaf Falcon masih beragam. Beberapa pihak tetap menuntut klarifikasi lebih lanjut dari Abidzar, sementara yang lain menantikan bagaimana film ini akan mendapat penerimaan oleh publik saat resmi rilis.***

Tinggalkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.