Top Header Ad

Inflasi Balikpapan April 2025 Capai 1,51 Persen, Tekanan Terbesar dari Sektor Pangan 

Kepala BPS Balikpapan Marinda Dama

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan mencatat laju inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) sebesar 1,51 persen pada April 2025. Angka tersebut menunjukkan adanya tekanan inflasi yang cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, seiring kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,27 menjadi 108,89.

Kepala BPS Balikpapan, Marinda Dama, menyampaikan bahwa inflasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga di tujuh kelompok pengeluaran. Dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebagai penyumbang tertinggi, yakni 4,38 persen.

“Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mengalami lonjakan yang cukup tajam sebesar 9,09 persen,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (7/5/2025).

Secara bulanan (month-to-month/m-to-m), Balikpapan mencatat inflasi sebesar 0,69 persen, sementara secara tahun kalender (year-to-date/y-to-d), angkanya mencapai 1,61 persen.

Adapun beberapa komoditas utama yang mendorong inflasi tahunan antara lain emas perhiasan, sawi hijau, ikan layang, cabai rawit, minyak goreng, dan daging ayam ras. Di sisi lain, komoditas seperti tarif pulsa ponsel, telur ayam ras, dan sabun cair memberikan andil terhadap deflasi.

Marinda menjelaskan, dinamika pasokan dan permintaan turut memengaruhi kenaikan harga, terutama pada sektor pangan. “Kondisi cuaca yang memengaruhi produksi sayuran dan hasil laut. Serta meningkatnya permintaan menjelang dan selama libur panjang menjadi faktor utama,” jelasnya.

Kenaikan Tarif Listrik

Dari sisi energi, kenaikan tarif listrik dan bahan bakar rumah tangga juga berkontribusi terhadap inflasi bulanan. Komoditas lain yang mendorong inflasi m-to-m antara lain ikan tongkol, pisang, dan santan jadi.

Ia juga menyoroti adanya perubahan pola konsumsi masyarakat yang kini cenderung mengalokasikan pengeluaran lebih besar pada makanan siap saji dan produk perawatan pribadi. 

“Perawatan pribadi termasuk di dalamnya emas juga memengaruhi inflasi,” tambahnya.

Meski demikian, terdapat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, seperti transportasi yang turun 4,25 persen akibat penurunan harga bensin, serta kelompok pakaian dan alas kaki yang mengalami penurunan sebesar 1,99 persen karena turunnya harga pakaian pria.

“Inflasi yang relatif terkendali ini menunjukkan bahwa stabilitas ekonomi daerah masih terjaga. Namun, kami tetap mengimbau masyarakat dan pelaku usaha untuk waspada terhadap potensi kenaikan harga, khususnya menjelang Iduladha,” pungkas Marinda.***

Penulis : Danny

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses