Bantari Village Solusi Hunian Subsidi Terjangkau di Balikpapan, Mulai Rp182 Juta

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Di tengah tingginya kebutuhan akan hunian terjangkau, Bantari Village yang berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta Kilometer 21, Balikpapan Utara, hadir sebagai solusi nyata bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Mengusung konsep perumahan subsidi, kawasan ini dibangun dengan harga terjangkau tanpa mengorbankan kualitas.
Yoyo Suryanto (52), Direktur Bantari Village, menyebut bahwa sekitar 80 persen dari total unit yang dibangun merupakan rumah subsidi, dengan harga masih berada di kisaran Rp182 juta untuk tahun 2025 – tidak mengalami kenaikan sejak 2024.
“Kami bekerja sama dengan semua bank pemerintah seperti BRI, BTN Syariah dan Konvensional, Mandiri, dan BNI untuk memudahkan akses pembiayaan,” ujar Yoyo saat ditemui di lokasi.
Cicilan Ringan, Langsung Huni
Hunian subsidi di Bantari Village memiliki luas tanah 60 m² dan bangunan 30 m², dilengkapi dua kamar tidur, ruang tamu, lantai keramik, plafon, serta cat interior dan eksterior.
“Sudah full finishing. Jadi konsumen tinggal bawa koper. Bahkan, cukup sisihkan Rp40.000 per hari untuk cicilan rumah. Ini masih sangat terjangkau untuk masyarakat berpenghasilan UMR, apalagi yang belum menikah,” jelas Yoyo.
BACA JUGA :
Sudah 700 Rumah Dihuni, Fasilitas Terus Bertambah
Hingga kini, Bantari Village telah membangun 1.020 unit rumah, dengan sekitar 700 unit sudah dihuni. Tak hanya menawarkan tempat tinggal, kawasan ini dilengkapi dengan minimarket, PAUD, masjid, musala, gereja, dan pusat kegiatan warga (putkot).
“Kami juga rutin menggelar kegiatan sosial seperti pasar sembako murah dua kali setahun dan perayaan Hari Kemerdekaan. Bahkan seluruh staf dan manajemen juga tinggal di kawasan ini, agar kami bisa ikut merasakan langsung kehidupan warga,” tambahnya.
Tantangan Infrastruktur Dasar
Meski terus berkembang, Bantari Village masih menghadapi kendala pada infrastruktur dasar, terutama listrik dan air bersih.
“PDAM terdekat masih berada di Kilo 17, sementara kami di Kilo 21. Kami sudah mengajukan ke pihak terkait, tapi tentu butuh waktu,” jelas Yoyo.
Namun, semangat untuk menghadirkan hunian layak tak luntur. Yoyo berharap ada percepatan dukungan infrastruktur dasar dari pemerintah demi mendorong pemerataan pembangunan, khususnya di wilayah penyangga kota.
“Kami tinggal di sini, merasakan apa yang warga rasakan. Maka komitmen kami tidak hanya membangun rumah, tapi juga komunitas yang nyaman, inklusif, dan berkelanjutan,” tutupnya.
BACA JUGA