BI: Ekonomi Kaltim Masih di Bawah Nasional, Tertekan Penurunan Tambang dan Konstruksi
SAMARINDA, Inibalikpapan.com – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat kinerja perekonomian Bumi Etam pada Triwulan I dan II 2025 masih berada di bawah angka pertumbuhan nasional.
Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, menyampaikan hal itu dalam kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kaltim bertema “Menyelaraskan Prospek Ekonomi, Kapasitas Fiskal, dan Rencana Pembangunan Daerah” di Hotel Fugo, Samarinda, Rabu (29/10/2025).
“Tentu harapannya di Triwulan III ini kita bisa kembali tumbuh lebih tinggi dibandingkan Triwulan I dan II,” ujar Budi.
Meski laju pertumbuhan melambat, BI tetap menargetkan ekonomi Kaltim dapat tumbuh di atas 5 persen pada akhir tahun 2025.
Tekanan dari Tambang dan Konstruksi
Budi menjelaskan bahwa 2025 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Kaltim. Dua sektor utama, yakni pertambangan dan konstruksi, mengalami penurunan yang cukup signifikan.
“Tahun ini bukan masa yang mudah bagi Kaltim. Ada penurunan di sisi konstruksi, juga di komoditas utama kita (pertambangan), serta pergeseran anggaran karena Pilkada yang berdampak pada percepatan realisasi pembangunan,” jelasnya.
Menurut BI, penurunan harga dan permintaan batu bara global menjadi salah satu faktor utama pelemahan.
Kebijakan Amerika Serikat yang menaikkan pajak impor untuk sejumlah produk dari China menekan aktivitas industri di Negeri Tirai Bambu, sehingga mengurangi kebutuhan energi dan impor batu bara dari Indonesia.
“Penurunan batu bara ini awalnya karena dampak kebijakan perdagangan luar negeri Amerika Serikat. Industri China berkurang intensitasnya, jadi kebutuhan energi ikut turun,” terang Budi.
India juga disebut mengalami penurunan permintaan, menambah tekanan pada sektor tambang Kaltim.
Dampak Langsung ke Pertumbuhan Daerah
Kondisi tersebut berimbas langsung pada pertumbuhan ekonomi Kaltim yang kini tidak sekuat tahun sebelumnya.
“Kita kemarin sempat tumbuh di atas 6%. Sekarang turun karena tambang dan konstruksi sama-sama melambat,” ujarnya.
Sebelumnya, pada 2024, perekonomian Kaltim sempat tumbuh lebih tinggi dari nasional berkat proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan tingginya harga batu bara dunia. Namun kini, momentum itu mulai menurun.
Meski begitu, BI tetap optimistis upaya pemerintah daerah untuk mempercepat realisasi proyek pembangunan, diversifikasi ekonomi, serta peningkatan investasi akan menjadi penopang di Triwulan III dan IV 2025.
“Masih ada peluang untuk memperbaiki tren ini, karena pasarnya masih ada dan fundamental ekonomi Kaltim tetap kuat,” tutup Budi. / Pemprov
BACA JUGA
