Top Header Ad

Hingga Oktober 2024, Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak di Balikpapan Capai 218 Kasus

Narasumber dan peserta diskusi publik dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan pada Selasa 10 Desember 2024 yang digelar AJI Balikpapan
Narasumber dan peserta diskusi publik dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan pada Selasa 10 Desember 2024 yang digelar AJI Balikpapan / IST

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Tren kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Balikpapan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Hal itu disampaikan Kepala UPTD PPA DP3AKB Balikpapan Esti Santi Pratiwi dalam diskusi publik dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan pada Selasa 10 Desember 2024.

Dia mengatakan, hinggai Oktober 2024, tercatat ada 218 kasus kekerasan yang dilaporkan ke UPTD PPA DP3AKB Balikpapan, dengan dominasi kasus kekerasaan seksual.

Lebih memprihatikan lagi, dari ratusan kasus kekerasan seksual tersebut,  pelakunya sering kali merupakan orang terdekat korban.

Sementara, sejak 2018, korban kekerasan yang tidak ter-cover BPJS dapat memperoleh bantuan dari Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Sosial Balikpapan.

Dia menjelaskan, vantuan ini mencakup pendampingan hukum, psikologi klinis, serta akses ke layanan medis yang ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.

“Pelayanan ini tidak memakan waktu lama dan bersifat gratis, memberikan dukungan penuh untuk korban,” ujar Esti, dalam siaran pers Aliansi jurnalis Independen (AJI) Balikpapan.

Terkait pemberitaan, UPTD PPA DP3AKB juga menekankan pentingnya menjaga identitas korban, terutama bagi anak-anak korban kekerasan dalam pemberitaan. 

Dia pun berharap media dapat lebih berhati-hati dalam mengungkapkan identitas korban. Karena untuk melindungi keluarga dan korban kekerasan seksual.

“Terutama dalam kasus yang melibatkan anak-anak. Menyembunyikan identitas korban adalah langkah yang lebih aman dan menghormati privasi mereka,” ujarnya.

Esti menyebut, beberapa kali jurnalis masih tidak melindungi privasi korban dengan menulis sekolah korban, memasang foto pelaku yang biasanya merupakan orang terdekat korban.

BACA JUGA : kekerasan seksual

“Karena kalau pelaku itu keluarga korban dan fotonya dipasang biasanya (identitas korban) akan diketahui tetangga atau teman, sehingga korban kadang merasa privasinya tidak terjaga,” ujarnya

Kondisi tersebut membuat korban kerap merasa tidak aman, malu, dan tertekan secara psikologis. Proses pendampingan korban jadi lebih berat. Esti meminta jurnalis bisa lebih berhati-hati dalam menulis dan memotret kasus yang demikian.

Psikolog Patria Rahmawati menyebutkan, jenis-jenis kekerasan yang sering dialami perempuan. Secara fisik, verbal, maupun kekerasan seksual, serta dampak pemberitaan terhadap penyintas kekerasan.

“Pemberitaan yang tidak hati-hati bisa memperburuk kondisi psikologis korban. Kalimat atau parafrase yang tidak tepat bisa memberikan dampak negatif bagi korban dan keluarganya,” katanya.

GELARAN AJI BALIKPAPAN

Diskusi tersebut, merupkana kegiatan yang digelar AJI Balikpapan dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.

Acara yang berlangsung di Puan Kopi, Jalan RE Martadinata, Balikpapan Tengah, ini mengusung tema “Menulis Pemberitaan Ramah Gender dan Menciptakan Ruang Aman untuk Jurnalis Perempuan di Balikpapan.”

Kepala Divisi Organisasi, Gender, Anak, dan Kelompok Marjinal AJI Balikpapan Dina Angelina menjelaskan, diskusi ini merupakan bagian dari kampanye nasional AJI Indonesia dalam memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) yang berlangsung selama 16 hari.

“Kami ingin mengangkat isu penting tentang pemberitaan yang ramah gender dan menciptakan ruang aman bagi jurnalis perempuan,” kata Dina.

Dina menambahkan, diskusi ini bertujuan memberikan wawasan dan perspektif terkait kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan. Baik dari sisi jurnalis maupun korban.

“Kami menyadari terkadang masih ada pihak yang belum sepenuhnya menyadari pentingnya melindungi korban kekerasan dan bagaimana pemberitaan bisa berdampak pada mereka,” ujarnya.

Tinggalkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.