Transaksi Qris di Balikpapan Tembus 10,4 Juta, KPwBI Gencarkan Digitalisasi

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Tren penggunaan transaksi non-tunai di Kalimantan Timur terus mengalami peningkatan. Hingga akhir Maret 2025, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Balikpapan mencatat total transaksi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) mencapai 10.445.722 transaksi. Capaian itu setara 34,69 persen dari target tahunan sebanyak 30,11 juta transaksi.
“Ini capaian yang sangat menggembirakan dan menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap sistem pembayaran digital,” ujar Kepala KPwBI Balikpapan, Robi Ariadi, saat ditemui pada awal Mei.
Menurut Robi, pertumbuhan ini tidak hanya terlihat dari sisi volume transaksi, tapi juga dari jumlah merchant. Ia menjelaskan, dari target 247.876 merchant QRIS tahun ini, sudah terealisasi sebanyak 239.784 merchant hingga Maret atau sekitar 96,73 persen.
“Ini membuktikan bahwa semakin banyak pelaku usaha yang melihat manfaat langsung dari transaksi non-tunai, baik dari segi efisiensi maupun transparansi,” katanya.
Dari sisi pengguna, Kalimantan Timur menargetkan 831.298 pengguna QRIS sepanjang 2025. Per Maret, sudah tercatat 805.618 pengguna. “Sekitar 48 persen dari pengguna ini berada di wilayah kerja kami, yaitu Balikpapan, PPU, dan Paser,” jelas Robi.
Dalam upaya memperluas pemahaman dan penggunaan QRIS, KPwBI Balikpapan juga meluncurkan rangkaian kegiatan bertajuk Festival Non Tunai Nusantara (FENTURA). Robi mengatakan, FENTURA adalah bagian dari strategi untuk menjadikan digitalisasi sebagai budaya baru di masyarakat.
“Melalui FENTURA, kami ingin masyarakat merasakan langsung bagaimana mudah dan nyamannya bertransaksi secara digital,” ujarnya.
Dukungan Berbagai Even
Ia menyebutkan beberapa agenda utama dalam FENTURA 2025, seperti BPN Go x FENTURA yang akan digelar pada awal Juli, serta FENTURUN ajang lari yang menggabungkan olahraga dengan kampanye non-tunai yang dijadwalkan berlangsung di Pantai Kilang Mandiri, Balikpapan, pada pertengahan Juli.
Terkait pertanyaan publik soal biaya transaksi QRIS, Robi menegaskan bahwa Bank Indonesia tidak mengambil bagian dari Merchant Discount Rate (MDR).
“Seluruh biaya MDR diserahkan kepada pelaku industri, seperti issuer, acquirer, switching, ASPI, dan PTEN. BI tidak menerima sepeser pun dari biaya itu,” tegasnya.
Robi optimistis, melalui pendekatan kolaboratif dan edukatif ini, target nasional QRIS 2025 akan tercapai. Ia mengatakan bahwa transformasi ke arah digital bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan untuk menciptakan ekonomi yang efisien, transparan, dan inklusif.
“Digitalisasi transaksi bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang membangun kebiasaan baru yang lebih adaptif dan produktif,” pungkasnya.***
Penulis : Danny
Editor : Ramadani
BACA JUGA